Juara bertahan Liga Champions, Chelsea yang bermain tanpa Romelu Lukaku meraih kemenangan penting atas Lille untuk membuka jalan menuju perempat final.

LONDON - Chelsea menunjukkan bahwa mereka dapat berkembang tanpa Romelu Lukaku. Kai Havertz mencetak gol setelah menggantikan striker asal Belgia itu ketika The Blues meraih kemenangan 2-0atas Lille pada laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (23/2) dini hari WIB.

Tim asuhan Thomas Tuchel meraih kemenangan berkat gol sundulan Havertz di babak pertama dan penyelesaian klinis dari Christian Pulisic setelah turun minum.

Juara bertahan Liga Champions itu berharap untuk menyelesaikan laju ke perempat final ketika melawat ke Prancis pada leg kedua pada 16 Maret mendatang. Namun, kemenangan keenam berturut-turut Chelsea di semua kompetisi itu lebih merupakan jawaban tentang teka-teki Lukaku daripada indikasi peluang untuk mempertahankan trofi.

Lukaku hanya mencetak 10 gol sejak diboyong dengan rekor transfer klub dari Inter Milan tahun lalu. Dia diperkirakan akan meneruskan performa bagusyang berkelanjutan untuk Chelsea.

Lukaku menyentuh bola hanya tujuh kali dalam kemenangan 1-0 atas Crystal Palace akhir pekan lalu, jumlah terendah yang dilakukan pemain Liga Inggris sejak 2003-2004.

Meskipun marah oleh pertanyaan Lukaku tentang cara dia dimainkan pada Desember lalu, Tuchel tampaknya mendukungnya awal pekan ini. Tapi, yang mengejutkan, Chelsea lebih kuat dengan absennya Lukaku. Masih harus dilihat apakah Tuchel akan mempercayai pemain bintangnya itu pada laga final Piala Liga melawan Liverpool, Minggu (27/2) nanti.

Setidaknya Tuchel tahu Chelsea memiliki amunisi untuk merusak lawan. "Untuk Kai, saya sangat senang. Dia sangat kuat selama beberapa pekan terakhir. Dia benar-benar meningkat. Tingkat pekerjaannya sangat besar. Area lapangan yang dia cukup untuk kami sangat bagus. Dia tidak pernah malu untuk bertahan," ucap Tuchel.

"Romelu berjuang di laga terakhir untuk memberikan dampak. Tidak hanya lelah secara mental, tetapi secara fisik, yang bisa saya pahami. Ini adalah momen untuk mengambil langkah mundur," sambungnya.

Butuh Konsistensi

Pemain Chelsea Ben Chilwell, Reece James, dan Callum Hudson-Odoi mengarak trofi Piala Dunia Antarklub di sekitar lapangan sebelum kick-off. Namun, kemenangan di Abu Dhabi itu hanya akan menjadi catatan kecil dalam kisah Chelsea musim ini jika mereka tidak mampu melanjutkan konsistensi. Ini adalah langkah ke arah yang benar dan Havertz tidak butuh waktu lama untuk membuat dampak.

Umpan mendatar Cesar Azpilicueta berpeluang untuk diselesaikan, tetapi upaya penyerang asal Jerman itu melambung di atas mistar gawang Lille.

Jika itu menjadi perhatian Tuchel, dia akan merasa lega karena Havertz tampak lebih mengancam saat dia menembak bola yang ditepis Leo Jardim. Dari sepak pojok, Havertz akhirnya memberi Chelsea keunggulan pada menit kedelapan.

Mengambil keuntungan dari buruknya lini pertahanan Lille, Havertz menyambut sepak pojok Hakim Ziyech dengan sundulan ke bawah yang memantul untuk mencetak gol ketujuhnya musim ini.

Havertz, yang lebih kuat dan energik daripada Lukaku dalam performa saat ini, hanya membutuhkan 15 menit untuk mencatat lebih banyak sentuhan daripada yang dilakukan pemain Belgia itu di seluruh permainan melawan Palace.

Setelah gol awal, bahasa tubuh Tuchel menyiratkan rasa frustrasinya pada kegagalan Chelsea untuk menambah keunggulan di babak pertama. Namun, dia berhasil membangkitkan tim asuhannya usai jeda. Chelsea menggandakan keunggulan lewat serangan balik pada menit ke-63 yang diselesaikan Pulisic. ben/AFP/S-2

Baca Juga: