JAKARTA - Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Wabah (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI) akan melakukan uji kelayakan terhadap PT Bio Farma (Persero) untuk pengembangan vaksin Covid-19.

Uji kelayakan ataudue diligencerencananya dilakukan mulai 14 September mendatang, oleh badan kemitraan publik-swasta yang berbasis di Oslo, Norwegia itu.

"Kita akan mempersiapkandue diligenceini sebaik mungkin sehingga hasilnya akan baik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan media secara virtual, Jumat (5/9).

Menurut Retno seperti dikutipdari Antara, Bio Farma telah masuk dalam daftar produsen obat potensial untuk vaksin Covid-19 CEPI, sehingga memiliki peluang lebih besar untuk bekerja sama dengan badan tersebut.

CEPI, Aliansi Vaksin GAVI, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah tiga institusi utama pelopor Fasilitas Akses Global vaksin Covid-19 (COVAX) yang dibentuk untuk memastikan akses adil dan merata atas vaksin Covid-19.

"Rencananya COVAX akan mendistribusikan vaksin sebanyak 2 miliar dosis hingga akhir 2021 ke seluruh negara di dunia," ujar Menlu Retno.

Untuk itu, diplomat Indonesia khususnya di Jenewa, Swiss---basis GAVI dan WHO---serta di Oslo, di mana CEPI berada, terus berupaya membantu pengadaan vaksin Covid-19 melalui kerja sama multilateral ini.

"Detail pembahasan mengenai mekanisme pendistribusian biaya, besaran vaksin, dan lainnya masih terus dibahas oleh GAVI pada akhir September 2020," kata Retno. mar/N-3

Baca Juga: