TOKYO - CEO perusahaan farmasi Amerika Serikat, Moderna, memperkirakan vaksin yang ada saat ini kurang efektif terhadap varian Omicron virus korona.

Stephane Bancel menyampaikan kepada Financial Times pada Selasa (30/11) bahwa vaksin yang ada tidak memiliki keampuhan yang sama dengan efektivitasnya terhadap varian Delta.

Para peneliti di Afrika Selatan pertama kali melaporkan galur tersebut sepekan lalu. Sejak itu, para ilmuwan terus berusaha memahami karakteristik varian itu.

Banyak di antara ilmuwan tersebut mencoba mencari tahu apakah vaksin yang digunakan saat ini bisa memberikan perlindungan. Bancel berbicara dengan sejumlah ilmuwan dan ia mengatakan mereka meyakini situasinya tidak akan baik.

Para peneliti memfokuskan perhatian pada protein spike, bagian yang menonjol dari virus dan berikatan dengan sel manusia. Bancel menyebutkan bahwa para peneliti merasa terkejut dengan banyaknya mutasi yang teramati pada protein spike itu.

"Para ilmuwan akan mengetahui lebih banyak mengenai efektivitas vaksin terhadap varian tersebut dalam dua pekan ke depan," ungkap Bancel seraya menyebutkan bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memproduksi dosis yang mencukupi guna merespons galur tertentu dalam skala besar. NHK/I-1

Baca Juga: