Dalam Journal of Medicinal Chemistry, tim Bazan yang dipimpin oleh Jakkarin Limwongyut, peneliti pascadoktoral University of California - Santa Barbara (UCSB) dan National University of Singapore (NUS), menunjukkan bahwa kemanjuran senyawa conjugated oligo electrolytes (COE) terhadap Pseudomonas aeruginosa.

Dalam Journal of Medicinal Chemistry, tim Bazan yang dipimpin oleh Jakkarin Limwongyut, peneliti pascadoktoral University of California - Santa Barbara (UCSB) dan National University of Singapore (NUS), menunjukkan bahwa kemanjuran senyawa conjugated oligo electrolytes (COE) terhadap Pseudomonas aeruginosa.

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri resisten obat pembentuk biofilm yang dianggap sebagai ancaman mendesak oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Penelitian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Bakteri ini merupakan salah satu patogen yang secara tradisional dikaitkan dengan resistensi antimikroba yang menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi telinga hingga pneumonia yang mengancam jiwa, dan terutama lazim terjadi di rumah sakit.

"Beberapa antibiotik tidak dapat menembus biofilm, namun ketika bakteri membentuk biofilm, metabolisme mereka berubah karena mereka memiliki lebih sedikit akses terhadap nutrisi," ungkap Limwongyut.

Ia lalu menjelaskan bahwa metabolisme yang lebih lambat dapat membuat efek antibiotik lebih dapat ditoleransi terhadap patogen dan karena itu kurang efektif. "Infeksi yang membandel dan berulang, baik itu ISK, pneumonia, endokarditis, atau infeksi ulkus kaki diabetik, sering kali dikaitkan dengan biofilm," imbuh dia.

Tim membuktikan bahwa senyawa COE mereka mampu membunuh bakteri dalam biofilm yang sudah ada sekaligus menghambat pembentukan biofilm atau anti-biofilm.

"Ada beberapa antibiotik yang memiliki aktivitas anti-biofilm, namun antibiotik tersebut tidak digunakan secara sistemik atau digunakan secara sistemik walau sebenarnya tidak boleh digunakan," kata Alex Moreland, seorang Postdoctoral Fellow Cystic Fibrosis Foundation yang bergabung dengan kelompok penelitian Bazan sebagai mahasiswa pascasarjana pada 2014 seperti dikutip dari Science Daily yang menyinggung tingginya toksisitas dari beberapa antibiotik tersebut.

Idealnya, antibiotik COE suatu hari nanti akan berfungsi sebagai pengobatan yang aman dan efektif dalam kasus infeksi bakteri yang paling resisten sekalipun. Namun, perjalanan menuju uji klinis itu masih panjang, meskipun dengan ketertarikan dan dukungan dari berbagai lembaga dan kolaborasi penelitian di seluruh dunia, mulai dari Singapore Centre for Environmental Life Sciences hingga Cystic Fibrosis Foundation dan Walter Reed Army Institute of Research di Amerika Serikat.

"Sejauh ini semuanya berjalan dengan baik. COE telah bekerja dengan baik dalam eksperimen yang telah kami lakukan hingga saat ini," kata Moreland, seraya menambahkan bahwa molekul dalam penelitian tersebut memerlukan penyempurnaan lebih lanjut sebelum melanjutkan ke uji klinis. "Jelas masih diperlukan pengembangan lebih lanjut, namun kami siap melakukannya," pungkas dia. hay/I-1

Baca Juga: