JAKARTA - Gangguan kesehatan mental meski masih berupa tanda-tanda awal harus diobati sedini mungkin. Ini lebih bagus karena menjadi antisipatif. "Kita harus temukan dan kelola ketika masih awal," ujar Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit, Nikensari Koesrindartia, Kamis (16/11).

Dia memberi contoh adanya ansietas, gangguan belajar, susah tidur, gangguan mental emosional. Itu yang harus ditemukan. Dia mengucapkan itu dalam seminar "Mental Health Issue, Apakah Ini Fenomena Gunung Es? Snack Time Eps 39" yang ditayangkan di kanal Youtube Puskesmas Kramat Jati.

Menurutnya, rumah sakit-rumah sakit Jakarta, setelah melakukan penjenamaan (rebranding) tahun 2022, kini menawarkan paket cek kesehatan mental bersamaan cek medisnya. Hal itu sebagai upaya pencegahan guna memastikan bahwa orang dengan tanda-tanda gangguan mental di fase awal seperti kecemasan dan depresi mendapatkan perawatan agar bisa beraktivitas normal kembali.

Menurutnya, brandingitu ibaratnya, Dinas Kesehatan mau mengatakan, sekarang mempunyai fokus. "Tidak hanya mengobati, pasien-pasien atau warga Jakarta yang sudah terdiagnosis sakit berat, tapi juga menemukan sejak dini'," ujarnya.

Nikensari mengatakan, dulu cek kesehatan mental hanya diberikan saat orang mau melamar kerja. Dia menekankan pentingnya mengubah kebiasaan tersebut. Seharusnya mengecek kesehatan mental tidak hanya untuk keperluan tersebut. Dia menekankan juga untuk mengecek mentalnya.

Adapun langkah-langkah preventif tersebut, ujarnya, termasuk menemukan dan mengenali tanda-tanda sejak dini. Kemudian, lakukan skrining dan menemukan faktor risiko. Selanjutnya, menata laksana supaya tidak terjadi komplikasi.

Baca Juga: