Ketika pandemi Covid-19 menyebar, pembersih udara untuk virus dan bakteri adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga. Pembersih udara dapat mencegah penyakit di udara karena dapat membunuh atau menghilangkan virus flu dan bakteri dari udara di sekitar dan bahkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

WHO resmi mengeluarkan pernyataan virus corona dapat berlama-lama di udara dalam ruang tertutup, dan ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain. Menurut ilmuwan, tetesan berukuran di bawah 5 mikrometer yang mengandung virus SARS-CoV-2 yang diembuskan seseorang bisa melayang di udara selama beberapa jam dan melayang hingga puluhan meter.

Tetesan sangat kecil tersebut adalah mikrodroplet, juga bisa melayang ke ruangan lain. Orang lain yang menghirup partikel aerosol mengandung virus tersebut dapat tertular Covid-19. Risiko itu paling besar jika berada dalam ruangan tertutup, misalnya restoran atau kendaraan umum, yang sirkulasi udaranya buruk.

Virus dan bakteri adalah organisme hidup yang diketahui menyebabkan penyakit. Infeksi bakteri dapat menyebabkan radang tenggorokan, TBC, Covid-19 dan infeksi lainnya. Infeksi virus dapat menyebabkan apa saja, mulai dari Covid-19, cacar air hingga flu biasa. Dan menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), kuman di udara yang berbahaya juga dapat memperburuk gejala alergi dan asma.

Manusia bergerak melakukan pencegahan baik dengan alat pembersih udara yang dipasang di rumah, atau menggunakan masker saat berada di luar rumah. Maka tidak emngherankan bila sekarang berbagai masker dirancang dengan segala kelengkapannya untuk menahan penyebaran virus. Hal tersebut juga dilakukan oleh pabrikan pembersih udara yang meciptakan alat pembersih udara untuk menghisap asap rokok dan udara kotor lainnya.

Masker wajah, bagaimanapun, bukan solusi yang layak untuk melindungi terhadap polusi udara. Masker wajah pada awalnya dirancang untuk mencegah cipratan cairan yang dapat menyebabkan kontaminasi silang antara pasien dan dokter.

Kebanyakan dari mereka sangat tidak efektif terhadap partikel-partikel halus seperti PM2.5 atau gas-gas dari asap knalpot karena untuk menyaring partikel-partikel seperti ini orang perlu membuat reaksi kimia pada tingkat atom. Ini hanya dapat dicapai dengan membakar molekul seperti apa yang dilakukan di insinerator atau dengan melewatkan molekul melalui filter Karbon Aktif yang diubah secara teratur.

Terlebih lagi, menutup mulut bukanlah kebutuhan desain, juga masker wajah yang digunakan saat melindungi dari polusi udara. Agar masker wajah dapat secara efektif menyaring partikel-partikel mikroskopis, masker ini harus mengandalkan segel yang sangat ketat yang tidak terhindarkan mengarah pada ketidaknyamanan dan kesulitan bernapas.

Jika masker tidak nyaman dipakai, aman untuk mengasumsikan bahwa filter tidak berfungsi penuh dan udara mengalir melalui celah di sekitar segel. Jika ini masalahnya, peringkat filter apa pun yang dimiliki masker tidak ada artinya. Filter berperingkat lebih tinggi bahkan dapat menyebabkan orang menghirup lebih banyak udara melalui sisi masker mereka.

Orang sehat kebanyakan bernafas melalui hidung. Ini karena hidung adalah satu-satunya organ dalam tubuh manusia yang dirancang untuk menyaring dan melembabkan udara. Bernafas melalui mulut adalah langkah terakhir, yang digunakan orang ketika udara yang mereka coba hirup kekurangan oksigen atau panas atau lembab, seperti udara yang terperangkap di dalam kantong masker wajah.

Solusinya dibuatlah alat pernapasan yang hanya menutupi hidung. Pada laman Trendhunter.com, alat tersebut dikupas tuntas. Alat bantu pernapasan minimalis Nosy adalah pembersih udara yang dapat dipakai ulang yang bekerja dengan cara yang hampir tidak invasif untuk menyaring polutan di daerah perkotaan.

Pemurni udara yang dapat dikenakan ini memiliki desain hanya untuk hidung, dapat dipasang dengan nyaman di atas hidung untuk menyaring lebih dari 90 persen udara yang dihembuskan oleh pemakai, sementara juga menjaga mereka jauh lebih nyaman dibandingkan dengan masker ukuran penuh.

Perangkat akan mengirimkan hingga 10 jam penyaringan udara per pengisian untuk memastikannya akan bertahan sepanjang hari atau, dalam banyak kasus, beberapa hari tergantung pada jumlah waktu yang dihabiskan di luar ruangan.

Alat bantu pernapasan minimalis Nosy adalah bagian dari peningkatan permintaan akan alat pemurnian dan penyaringan udara pribadi.
Alat ini memiliki filtrasi ganda, Filter HEPA 99,97 persen dan Filter Karbon Aktif. Disain dapat disesuaikan untuk berbagai jenis hidung. Ada segel silikon kelas medis, ringan, beratnya kurang dari 5 gram. Filter hidung ini bisa dicuci dan tahan air. Filter berkelanjutan yang dapat diganti. Diproduksi di Inggris memiliki 5 filter yang dapat bertahan hingga 500 jam penggunaan.

Terciptanya filter hidung ini memiliki cerita sendiri. Sejak menyelesaikan universitas di New York City pada 2011 dan bergabung dengan jutaan orang yang menggunakan transportasi umum untuk pergi bekerja setiap hari, Carina Cunha, Pendiri dan CEO Nosy, telah dihantui oleh kurangnya perangkat penyaringan udara yang nyaman dan efektif. Dirinya selalu was-was bisa tertular berbagai penyakit lewat udara.

"Jika kita dapat memiliki kacamata hitam untuk melindungi kita dari sinar UV dan headphone peredam bising, mengapa tidak ada perangkat yang dapat dipakai yang dapat melakukan hal yang sama untuk menghindari bau dan kabut asap," katanya mengenang.

Sampai suatu hari, setelah terjebak dalam jalur lalu lintas London selama berjam-jam dan menghirup udara beracun, Carina memutuskan bahwa dia perlu mengambil langkah untuk memecahkan masalah tersebut dengan tangannya sendiri. Lalu dia menciptakan jenis perlindungan yang dia harapkan selama bertahun-tahun.

Apa yang awalnya dimulai belajar bagaimana menghilangkan bau dan asap, lalu terus meningkat untuk mengatasi tingkat polusi udara di seluruh dunia dan dampak kesehatan dari menghirup partikel PM2.5 dan NO2.

Menurut penelitian oleh Berkeley Earth, setiap 15-20 menit yang dihabiskan di jalur London setara dengan merokok. Sambil berjalan-jalan di sekitar pusat kota London, tambahkan 3 batang rokok lagi yang bisa menambah polusi. Setiap hari, warga London mungkin menghirup polusi seharga 5-10 batang rokok.

Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa angka-angka ini tidak eksklusif untuk London atau Eropa. Faktanya, 92 persen kota di seluruh dunia gagal memenuhi standar kualitas udara yang bersih.

Maka ketika membuat Nosy yang layak dengan standar kehidupan modern, dirinya berpendapat produk itu harus lebih dari sekadar saringan udara yang bisa dipakai. Itu harus kompatibel dengan gaya hidup.

Setelah bermitra dengan tim bintang mantan Dyson Engineers di Aetha Designs, maka diciptakanlah alat baru untuk kesehatan pernafasan dan mengembangkan lini teknologi yang dapat dikenakan yang memenuhi standar kualitas dan desain tinggi. ars

Baca Juga: