Jakarta - Menteri SosialTri Rismaharini memberikan bantuan langsung kepada korban banjir lahar dingin Gunung Semeru sekaligus berjanji akan menyiapkan alarm bahaya bencana bagi kawasan sekitar yang memiliki banyak potensi bencana.
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Senin malam, Risma memberikan bantuan langsung berupa santunan masing-masing sebesar Rp15 juta kepada ahli waris dari tiga korban jiwa akibat bencana alam tersebut serta kasur lipat bagi para pengungsi di berbagai lokasi pengungsian.
Selain itu, pihaknya juga berjanji akan menyiapkan call sign atau alarm bahaya bencana. Kementerian Sosial akan memandu Pemkab Lumajang untuk menyiapkannya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas sosial, pemkab serta tagana untuk melakukan pemetaan terhadap kawasan di sekitar Gunung Semeru yang mempunyai banyak potensi bencana, seperti erupsi, banjir bandang lahar dingin, ataupun longsor.
"Memang ada daerah yang potensi bencananya banyak, bisa tiga sampai empat potensi bencana. Nah ini ternyata di Lumajang tidak hanya erupsi Gunung Semeru, tapi bisa juga banjir lahar dingin dan longsor yang tanpa ada erupsi, tapi karena ada sedimentasi sehingga material itu bisa terbawa banjir akibat curah hujan tinggi. Jadi antisipasi maupun persiapannya memang harus lebih detail," ujar Risma.
Kepada media, ia juga menyampaikan pihaknya telah terjun langsung untuk menangani banjir lahar dingin Semeru di Kabupaten Lumajang dan banjir luapan sungai di Kota Lumajang dengan membuka dapur umum pusat pengendalian operasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang
Dapur umum tersebut beroperasi sejak 19 April 2024 dan telah menyiapkan ribuan makanan berupa nasi bungkus yang layak konsumsi dan standar gizi bagi para pengungsi.
Ia mengatakan tagana, pelopor perdamaianserta kampung siaga bencana akan tetap memfungsikan dapur umum hingga Selasa (23/4) guna membantu proses pembersihan pascabanjir.
Banjir lahar dingin di kaki Gunung Semeru Lumajang terjadi pada 18 April 2024. Banjir yang menerjang puluhan desa serta memporak porandakan infrastruktur seperti jembatan, jalan ataupun beberapa fasilitas umum tersebut menelan korban jiwa sebanyak tiga orang.