Kala bermain di kandang, Dortmund ­be­lum pernah kalah sejak November 2021, termasuk menghadapi Manchester City, Chelsea, AC Milan, PSG, dan Newcastle.

DORTMUND - Borussia Dortmund menjamu Atletico Madrid di leg kedua perempat final Liga Champions, Rabu (17/4) dini hari WIB. Tim tuan rumah berharap performa bagus dalam laga kandang di Westfalenstadion menginspirasi membalikkan defisit 1-2.

Dortmund yang merupakan pemenang kompetisi tertinggi klub Eropa tahun 1997 dan finalis tahun 2013, masih memiliki peluang untuk kembali ke semifinal, meskipun mengalami awal yang buruk di Madrid. Tim asuhan Edin Terzic yang kewalahan tertinggal dua gol setelah 30 menit dalam leg pertama.

Dortmund menenangkan diri dan bisa dibilang menjadi tim yang lebih baik di sisa 60 menit. Sayang, meski mencetak gol krusial dari Sebastien Haller, akan menyesali dua kesalahan defensif yang membuat Atletico unggul. Seperti yang sering terjadi, Dortmund selalu tampil impresif di Westfalenstadion yang berkapasitas 80.000 penonton. Westfalenstadion adalah stadion terbesar di Jerman dan salah satu yang terbesar di Eropa.

Dortmund belum pernah kalah di sini sejak November 2021, setelah menghadapi tim seperti Manchester City, Chelsea, AC Milan, Paris Saint-Germain dan Newcastle dalam periode tersebut. Meski menjalani musim domestik buruk, Dortmund yang regular tampil di Liga Champions, tersingkir dari empat besar. Dia berjuang untuk lolos musim depan. Tim asuhan Terzic tampil impresif di Eropa.

Dia diperkirakan akan terdegradasi ke Liga Europa atau lebih buruk lagi, tapi Dortmund muncul sebagai juara grup berat yang berisi PSG, Milan, dan Newcastle. Inti penampilan di Liga Champions adalah Westfalenstadion, yang sangat menakutkan bagi lawan-lawan di Liga Champions.

Sejak kalah dari Ajax yang terinspirasi Haller November 2021, kini striker itu pindah ke Dortmund musim panas 2022. Dortmund telah menjalani sembilan pertandingan tak terkalahkan di kandang. Dortmund telah mencetak 15 gol dalam kurun waktu tersebut dan hanya kebobolan dua kali. Ini menunjukkan kekuatan kandang di pentas Eropa.

Meskipun seringkali tidak dapat diprediksi, Dortmund tampil solid di lini pertahanan di bawah asuhan Terzic. Pertahanan kokoh bertahan sampai kebobolan dua gol untuk menempatkan Atletico di posisi terdepan di Wanda Metropolitano Rabu pekan lalu.

Bek tengah Nico Schlotterbeck tampil buruk saat melawan Atletico. Sedangkan Mats Hummels, yang tampil bagus di Eropa musim ini, juga gagal tampil mengesankan. Baik Schlotterbeck maupun Hummels, bersama pemenang Liga Champions 2020 Niklas Suele, berharap untuk dipanggil kembali ke skuad Jerman.

Skuad Muda

Di laga lain, Rabu dini hari WIB, Barcelona akan menjamu Paris Saint-Germain dengan harapan bintang-bintang muda dapat membantu mengembalikan juara lima kali itu ke elite Liga Champions. Kemenangan dramatis 3-2 klub Catalan di leg pertama perempat final di Paris bisa dibilang merupakan hasil tandang terbaik di kompetisi ini dalam satu dekade terakhir. Hasil itu memicu impian besar di Catalonia.

"Saya memahami euphoria,lebih baik hidup dengan euforia daripada pesimis," ujar pelatih Barca Xavi Hernandez. Tim asuhan Xavi yang meraih kemenangan di Parc des Princes menampilkan dua pemain termuda yang pernah bermain di delapan besar Liga Champions. Keduanya, adalah Lamine Yamal yang berusia 16 tahun, dan Pau Cubarsi, 17 tahun.

Darah segar itu telah membawa kehidupan baru bagi tim yang tidak hanya kesulitan musim ini, tetapi juga terbebani secara mental oleh kegagalan yang bertumpuk sejak terakhir kali meraih kemenangan di level Eropa tahun 2015. Barcelona mengangkat trofi di Berlin dengan pelatih PSG saat ini Luis Enrique menukanginya. Barca didorong oleh kekuatan lini serang ajaib dari Lionel Messi, Neymar dan Luis Suarez, kala itu. ben/AFP/G-1

Baca Juga: