Selama 3 hari berturut-turut, Hong Kong dilumpuhkan oleh aksi unjuk rasa. Akibatnya pemimpin eksekutif kota itu menuding demonstran hanya ingin menghancurkan Hong Kong ketimbang menyuarakan pendapat mereka.

HONG KONG - Pemimpin eksekutif Carrie Lam menuding demonstran pro-demokrasi hanya ingin menghancurkan Hong Kong ketimbang menyuarakan pendapat mereka. Retorika keras ini disampaikannya saat pengunjuk rasa berencana melumpuhkan Hong Kong, Senin (5/8).

Gelombang protes di Hong Kong telah berjalan selama sembilan pekan, atau lebih dari dua bulan. Menurut Lam, aksi protes ini telah membuat Hong Kong berada dalam situasi yang sangat berbahaya.

"Kekacauan yang terjadi atas nama sejumlah tuntutan ini telah merusak aturan dan ketertiban di Hong Kong. Kota yang kita cintai bersama ini sekarang berada dalam situasi yang sangat berbahaya," kata Lam.

Tudingan Lam dilontarkan saat terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi antihuru-hara di sejumlah lokasi, setelah Hong Kong diguncang aksi protes selama 3 hari sejak Sabtu (3/8) akhir pekan lalu.

Menurut Lam, sebagian demonstran tidak benar-benar ingin menegakkan demokrasi atau kebebasan di Hong Kong. "Saya berani bilang bahwa mereka itu ingin menumbangkan Hong Kong, dan benar-benar menghancurkan kehidupan tujuh juta orang di kota ini," kata dia.

Dalam aksi turun ke jalan pada Senin, demonstran menyasar lokasi-lokasi transportasi di Hong Kong. Para pendemo merangsek masuk ke dalam stasiun kereta bawah tanah di saat waktu sibuk. Mereka dengan sengaja membuat pintu kereta terpaksa terbuka untuk menghentikan kereta berangkat.

Layanan kereta bukan satu-satunya transportasi yang terganggu. Jadwal penerbangan pun terimbas protes ini. Dilaporkan ada lebih dari 200 jadwal penerbangan di Bandara Internasional Hong Kong terpaksa dibatalkan. Otoritas penerbangan pun memperingatkan gangguan akibat pedemo yang melakukan aksinya di bandara.

Dukungan Bertambah

Meskipun ada yang marah dengan kekacauan transportasi, banyak juga mendukung aksi protes itu. "Selama pemerintah tidak merespons, tentu saja protes ini akan terus bertambah besar," ujar seorang warga bernama Leung.

"Selama 50 hari terakhir, pemerintah telah mengabaikan tuntutan rakyat dan hanya menggunakan kepolisian untuk mencoba menekan suara, menyebabkan banyak orang Hong Kong putus asa," demikian pernyataan serikat pekerja di laman Facebook.

Menurut seorang analis politik bernama Dixon Wong, dukungan terhadap para pengunjuk rasa akan bertambah setelah ada respons yang keras dari aparat keamanan. "Dukungan untuk unjuk rasa hari ini tampaknya semakin kuat apalagi telah terjadi peningkatan kekerasan oleh polisi terhadap pengunjuk rasa," kata Wong.

Aksi unjuk rasa di Hong Kong ini awalnya dipicu oleh oposisi terhadap rancangan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke Tiongkok daratan. Aksi ini dengan cepat berkembang menjadi gerakan yang lebih luas untuk reformasi demokratis dan menghentikan tergerusnya kebebasan.

Di bawah ketentuan kesepakatan penyerahan 1997 antara Inggris dan Tiongkok, Hong Kong akan memiliki hak dan kebebasan yang istimewa, termasuk sistem peradilan yang independen dan kebebasan berbicara. Tetapi banyak yang mengatakan hak-hak itu sedang dibatasi, apalagi setelah pengaruh Tiongkok semakin kuat di Hong Kong. ang/AFP/I-1

Baca Juga: