Jangan sampai peristiwa bentrok TNI dan Polri di Papua justru dimanfaatkan KKB untuk membuat kekacauan. TNI dan Polri harus menumpas KKB, bukan justru saling berkelahi.
Belum seminggu dilantik, Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa menemui Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Salah satu yang dibahas soal kerja sama TNI dan Polri terkait penanganan konflik di Papua karena ada overlapping tugas baik yang dilakukan TNI maupun Polri.
Selain itu, kedatangan Andika ke Mabes Polri juga dalam rangka menjaga soliditas dan sinergitas antara TNI dan Polri. Soliditas dan sinergitas keduanya merupakan kekuatan strategis dalam rangka menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks.
Sinergitas dan Soliditas TNI dan Polri dalam menjaga keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia di level pucuk pimpinan tidak perlu diragukan lagi. TNI dan Polri kompak. Dalam beberapa tahun belakangan, foto Panglima TNI bersama Kapolri terpampang di kantor-kantor atau markas TNI dan Polri.
Foto ataupun banner pendahulu mereka, yaitu Hadi Tjahjanto dan Idham Azis juga kerap muncul di publik seperti banner ucapan selamat atas Kemerdekaan Republik Indonesia. Di situ terlihat jelas kalimat: TNI-Polri Mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia. Indonesia Maju.
Sayangnya sinergitas TNI-Polri tersebut tidak mengakar sampai ke bawah. Sering kali terjadi bentrokan antar kelompok TNI dan Polri. Yang terbaru terjadi di di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang disebabkan permasalahan sepele. Meski tidak ada korban jiwa, namun situasi di lokasi kejadian sempat memanas.
Bentrokan antara TNI dan Polri ini harus dicari akar masalahnya. Apakah karena masalah kesejahteraan seperti yang selama ini banyak dibahas atau karena alasan personal. Yang jelas dari seringnya bentrokan terjadi, pasti ada titik permasalahan yang sama. Ini yang memerlukan pemecahan seksama guna menghindari terjadinya bentrok di masa datang.
Kalau memang masalah pokoknya adalah kecemburuan soal kesejahteraan, ini harus diselesaikan. Biarlah ini menjadi tanggung jawab Panglima TNI yang baru, yaitu Jenderal TNI Andika Perkasa untuk memperbaikinya. Masalah kesejahteraan harus menjadi perhatian serius karena untuk menciptakan prajurit yang profesional, selain mendapat latihan yang baik, memiliki perlengkapan yang baik, dan pendidikan yang baik, seorang prajurit harus juga mendapat bayaran yang baik pula.
Apapun alasannya, bentrokan yang terjadi di Papua sangat disayangkan. Kehadiran TNI dan Polri di Papua untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang aksinya terus meresahkan karena kerap menimbulkan jatuhnya korban jiwa di pihak TNI dan Polri maupun warga sipil, namun mereka sendiri justru berkelahi.
Jangan sampai peristiwa bentrok TNI dan Polri di papua justru dimanfaatkan KKB untuk membuat kekacauan. TNI dan Polri harus menumpas KKB, bukan justru saling berkelahi. Antaraparat keamanan seharusnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan bentrok sendiri saling mementingkan ego.
Bentrok antara TNI dan Polri tidak boleh lagi terjadi di masa depan. Masalah ini harus diselesaikan segera. Kalau tidak, ke depan kita akan terus lihat kekerasan seperti ini.