Priyanka Ashraf, seorang mantan pengacara yang kini menjadi ahli teknologi dan pengusaha, bertekad untuk mendukung perempuan dari berbagai latar belakang agar bisa menjadi kaya melalui kesejahteraan, kemajuan karir, dan penciptaan bisnis. Priyanka Ashraf adalah pendiri startup bernama Maya Cares, yang membantu perempuan merespons dan sembuh dari rasisme di tempat kerja, kampus, dan lingkungan lainnya.
Priyanka berbagi jaringan startup, pengetahuan, dan keahliannya kepada pengusaha perempuan kulit hitam dan perempuan dari latar belakang berbeda melalui program Anyone Can, yang bertujuan memberikan akses dan kemajuan bagi para pengusaha perempuan untuk membangun bisnis mereka.
Kedua merek tersebut berada di bawah payung usaha sosial bernama The Creative Co-Operative, di mana Priyanka menjadi pendiri dan direktur.
Pada tahun 2021, Priyanka dinobatkan sebagai Pengusaha Muda Tahun Ini dalam ajang Women's Agenda Leadership Awards. Nominasi untuk penghargaan tahun ini sudah dibuka.
Penelitian dari The Creative Co-Operative menunjukkan bahwa hanya 0,03 persen dana modal ventura di Australia yang diberikan kepada pengusaha perempuan Aborigin, Penduduk Kepulauan Selat Torres, perempuan kulit hitam, dan perempuan dari latar belakang berbeda. Ini adalah bagian yang sangat kecil dari miliaran dolar yang didistribusikan setiap tahun untuk pendanaan startup di Australia.
Pekerjaan Priyanka bertujuan untuk menghapus hambatan yang menghalangi perempuan Aborigin, Penduduk Kepulauan Selat Torres, perempuan kulit hitam, dan perempuan dari latar belakang berbeda untuk mengakses dunia kewirausahaan dan pendanaan. Ini dimulai dengan menantang kesenjangan yang ada dalam kesejahteraan dan kekayaan.
"Misi saya sebagai pengusaha adalah mendemokratisasi akses ke dunia kesejahteraan dan pembentukan kekayaan. Alasannya adalah karena saya sangat percaya bahwa perempuan kulit hitam dan perempuan dari latar belakang berbeda sangat terdampak oleh kesenjangan ekonomi dan sosial yang muncul akibat rasisme sistemik dan kolonialisme," kata Priyanka, dilansir dari Women's Agenda, Kamis (22/8).
Priyanka mengungkapkan bahwa untuk mulai menutup kesenjangan tersebut adalah dengan membangun kekayaan lintas generasi di kalangan perempuan dari berbagai latar belakang.
"Kita telah melihat bagaimana model mikrofinansial yang sukses, didirikan oleh penerima Nobel dari Bangladesh dan Kepala Pemerintahan Sementara saat ini, Profesor Muhammad Yunus, yang secara khusus meminjamkan dana kepada perempuan, telah mengangkat jutaan orang dari kemiskinan di seluruh dunia," jelas Priyanka.
Berasal dari Bangladesh, Priyanka menjelaskan bahwa banyak prinsipnya sebagai pengusaha berasal dari nilai-nilai yang diajarkan oleh negara dan keluarganya.
Ayah saya percaya pada kebebasan, itulah lingkungan di mana saya tumbuh. Sejak kecil, saya diajarkan bahwa, 'kamu memiliki alasan untuk berada di sini, dan alasanmu adalah untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik'," kenang Priyanka.
Lebih dari sekadar menciptakan produk atau program, kepemimpinan Priyanka di The Creative Co-Operative berfokus pada menciptakan ekonomi masa depan yang inklusif dan berdaya.
Secara praktis, itu berarti menginvestasikan kembali keberhasilan finansial ke dalam komunitas perempuan Aborigin, Penduduk Kepulauan Selat Torres, perempuan kulit hitam, dan perempuan dari latar belakang berbeda.
Priyanka juga mengatakan sudah waktunya untuk menghilangkan mitos bahwa alasan adanya kesenjangan bakat atau pendanaan untuk perempuan Aborigin, Penduduk Kepulauan Selat Torres, perempuan kulit hitam, dan perempuan dari latar belakang berbeda adalah karena masalah jalur bakat.