JAKARTA - Emiten perkebunan, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengalokasikan belanja modal (capital expendicture/capex) tahun ini sebesar 400 miliar rupiah. Nilai alokasi dana capex tahun ini sama dengan tahun sebelumnya, ditujukan untuk pembangunan abrik Kelapa Sawit (PKS) di Kalimantan Timur dan PKS di Papua.

Direktur Utama Eagle High Plantation, Nicolaas B Tirtadinata, mengatakan pembangunan PKS baru di Kalimantan Timur tersebut memiliki kapasitas produksi 60 ton per jam. Rencananya, PKS tersebut akan mulai dibangun pada kuartal empat tahun ini. Di samping membangun PKS baru, Perseroan juga berencana membangun bulking station di Kalimantan Timur juga.

Bulking station ini rencananya memiliki kapasitas simpan sebesar 4.000 MT. "Rencana pembangunan PKS ini sebagai langkah perusahaan untuk mengolah tandan buah segar (TBS) dari kebun inti dan plasma perusahaan, seiiring dengan bertambahnya tanaman menghasilkan memasuki usia prima pada dua tahun mendatang," ungkap dia di Jakarta, pekan lalu (31/5).

Diharapkan pabrik baru ini juga dapat menerima dan mengolah TBS dari kebun masyarakat sekitar Perseroan sebagai bagian dari kemitraan sehingga kelangsungan usaha perusahaan bisa berkelanjutan. Dalam mewujudkan pembangunan PKS baru ini, Perseroan telah menyiapkan anggaran sebesar 280 miliar rupiah.

"Diperkirakan PKS baru ini akan beroperasi secara komersial pada tahun 2020," jelas dia. Adapun pendanaan capex berasal dari ekuitas 30 persen dan pinjaman perbankan 70 persen. Perseroan pun belum tertarik melakukan refinancing atau menerbitkan obligasi. Sementara itu untuk PKS di Papua, Perseroan tengah dalam proses menyelesaikan PKS kesembilan tersebut.

PKS ini diharapkan mulai beroperasi pada September mendatang. PKS di kabupaten Keerom ini memiliki kapasitas produksi sebesar 45 ton per jam yang bisa ditingkatkan hingga 90 ton per jam. Saat ini, Perseroan telah memiliki delapan PKS yang berlokasi di Kalimantan dengan total kapasitas produksi sebesar 2,5 juta ton per tahun.

"Jika PKS di Papua telah beroperasi pada September ini, maka total kapasitas produksi akan bertambah menjadi 2,85 juta ton per tahun," tandas dia. Direktur Eagle High Plantation, Henderi Djunaidi, menuturkan dari sisi produksi, Perseroan memproyeksikan Juli tahun ini pertumbuhan produksi TBS mencapai 160 ribu ton.

Selama Januari hingga Maret 2018 tingkat produksi Perseroan sebesar 100 ribu ton per bulan. Dengan demikian produksi TBS pada Juli diharapkan meningkat sekitar 60 persen. "Pada April produksi CPO kami meningkat menjadi 130 ribu ton. Jadi dengan cuaca yang bagus, tahun ini menjanjikan untuk produksi meningkat," jelas Henderi.

yni/AR-2

Baca Juga: