Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) untuk pertama kalinya memamerkan model fisik stasiun ruang angkasa baru yang dibangun pada Senin (15/8). Hal tersebut menunjukkan sebagai bukti keseriusan Moskow untuk meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Dilansir dari Reuters, Roscosmos mempresentasikan model stasiun luar angkasa yang tengah dibangun sendiri diberi nama Stasiun Luar Angkasa Orbital Rusia (ROSS). Adapun stasiun luar angkasa Rusia ini telah diresmikan dalam forum militer "Army-2022", sebuah ajang pameran industri militer di luar Moskow.
Badan Antariksa Rusia itu juga mengatakan, stasiun ruang angkasa baru akan memberikan kosmonot Rusia pandangan yang jauh lebih luas ke arah Bumi untuk tujuan pemantauan yang lebih baik. Stasiun luar angkasa itu juga tidak akan ditempati manusia secara permanen, namun akan dikelola dua kali setahun untuk waktu yang lama. Meskipun desain untuk beberapa stasiun baru sudah ada, pekerjaan desain masih berlangsung di segmen lain.
Roscosmos mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa stasiun ruang angkasa baru akan diluncurkan dalam dua fase. Namun Roscosmos tidak memberikan keterangan lebih detail terkait tanggal peluncurannya.
Pada peluncuran fase pertama, berupa empat modul stasiun ruang angkasa untuk mulai pengoperasian awal. Kemudian akan diikuti oleh dua modul lanjutan dan platform layanan. Nantinya, setelah selesai, modul itu cukup untuk mengampung hingga empat kosmonot serta peralatan ilmiah.
Media pemerintah Rusia telah mengungkapkan bahwa peluncuran tahap pertama direncanakan pada tahun 2025-2026 dan paling lambat tahun 2030. Sementara itu, peluncuran tahap kedua dan terakhir direncanakan pada tahun 2030-2035.
Sebelumnya, Yuri Borisov, yang ditunjuk Presiden Vladimir Putin bulan lalu untuk memimpin Roscosmos, mengatakan Rusia akan keluar dari ISS setelah 2024. Ia juga menuturkan saat ini Moskow tengah bekerja untuk mengembangkan stasiun ruang angkasa milik sendiri
Dmitry Rogozin, kepala Roscosmos sebelumnya yang dikenal sebagai orang garis keras terhadap Barat, telah menyarankan bahwa stasiun ruang angkasa baru milik Rusia dapat memenuhi tujuan militer jika diperlukan.
Sementara itu, NASA yang ingin mempertahankan ISS beroperasi hingga 2030, mengatakan belum menerima konfirmasi resmi tentang rencana penarikan diri Rusia dari ISS. Terlebih, Moskow sebelumnya akan terus berpartisipasi hingga 2028.
Diluncurkan pada tahun 1998, ISS terus diduduki sejak November 2000 di bawah kemitraan yang dipimpin AS-Rusia yang juga mencakup Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa.
Namun, Rusia dijatuhkan berbagai sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa akibat perang yang terjadi di Ukraina. Barat yang memberikan sanksi atas aksi Moskow di Ukraina yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", telah memukul ekonomi Rusia yang dirancang untuk membuatnya kekurangan teknologi, pengetahuan, dan ekonomi. Hal tersebut menjadi pemicu Moskow untuk mengurangi ketergantungannya pada negara-negara Barat, yang berujung rencana menarik diri dari ISS dan membuat stasiun ruang angkasa sendiri atau bekerja sama dengan negara-negara seperti Tiongkok dan Iran.