TNI Angkatan Laut (AL) menambah armada kapal perang demi memperkuat jajaran alat utama sistem senjata atau alutsista. Adapun dua kapal cepat yang baru masuk dalam jajaran alutsista TNI AL tersebut yakni KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875.

"Keberhasilan pembangunan dua kapal PC 60 yaitu KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875 kembali menjadi bukti kesungguhan TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam melaksanakan modernisasi Alutsista sekaligus mendukung program pemerintah menuju kemandirian industri pertahanan," kata Heri, dikutip Senin (5/9).

Heri mengatakan, KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875 merupakan kapal cepat buatan galangan kapal dalam negeri PT Ciputra Mitra Sejati (CMS) Banten. Menurutnya, adanya kedua kapal tersebut membuktikan komitmen TNI AL dalam menggunakan produk-produk dalam negeri, sesuai dengan perintah Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun alutsistanya.

KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875 memiliki panjang 60 meter, lebar 8,5 meter, displacement 520 ton (full load), akomodasi 55 personel, kecepatan maksimal 24 knot. Kapal itu dilengkapi dengan senjata 1 pucuk meriam 40 MM Boffors dan 2 pucuk mitraliur 12,7 MM.

"Targetnya memang kecepatannya mencapai 24 knot. Tapi, alhamdulillah karena ini dirancang oleh anak-anak bangsa sehingga mampu tambah 2 knot menjadi 26 knot," ujar Heri.

Heri menambahkan kapal patroli cepat itu cukup modern dengan teknologi terkini. Kapal juga dilengkapi dengan stabilizer seperti untuk antisipasi kalau ada ombak dan perangkat lainnya.

"Untuk sementara kapal ini berfungsi sebagai kapal patroli. Tapi, mungkin bisa kita kembangkan kalau negara membutuhkan atau situasi memaksa kita untuk mengubah menjadi kapal kombatan. Masih ada kemungkinan nanti diberi rudal terpisah dari sistem di kapal tersebut," tutur Heri.

Dua kapal patroli cepat itu rencananya ditempatkan di Lantamal IX Ambon dan Lantamal XIV Sorong yang masuk dalam jajaran Komando Armada (Koarmada) III. Kedua kapal itu akan bertugas untuk penegakan hukum di laut.

Kontrak pengadaan kapal patroli cepat 60 meter itu dilakukan pada tahun 2020-2022 (multiyears) dengan nilai kontrak sebesar Rp400 miliar.

Baca Juga: