YOGYAKARTA - Tiga orang mahasiswa Geofisika UGM, yakni Reymon Agra Medika (Geofisika 2014), Zukhruf Delva Jannet (Geofisika 2014), dan Yosua Alfontius (Geofisika 2015) melaksanakan penelitian kerentanan gempa pada bangunan Candi Borobudur. Proses akuisisi data pada bangunan Candi Borobudur dilakukan selama lima hari, yaitu pada tanggal 3-7 Juni 2018, bekerja sama dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB) Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Reymon, selaku ketua tim PKM, mengatakan penelitian ini merupakan salah satu upaya pelestarian Candi Borobudur yang merupakan situs warisan dunia. Menurutnya, Candi Borobudur terletak pada zona rawan gempa tektonik yang diakibatkan oleh subduksi lempeng Samudera Indo-Australia terhadap lempeng Benua Eurasia yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa.

"Terbentuknya struktur geologi yang berada di sekitar Candi Borobudur, seperti Sesar Progo yang merupakan sesar aktif yang dapat memberikan dampak buruk terhadap bangunan candi apabila terjadi pergeseran yang menimbulkan gempa bumi," kata dia, di Yogyakarta, Senin (25/6).

Menurut sejarah, kata Reymon, Candi Borobudur telah beberapa kali mendapat dampak buruk dari gempa bumi yaitu berupa guncangan yang mengakibatkan runtuhnya beberapa bagian candi. YK/E-3

Baca Juga: