Deflasi tersebut terjadi atas tiga kelompok pengeluaran: kelompok makanan, minuman, tembakau, kesehatan, dan transportasi.
JAKARTA - Selain BBM, komoditas cabai mempengaruhi deflasi Jakarta 0,1 selama bulan September secara bulanan. "BBM nonsubsidi, cabai rawit, dan cabai merah dipicu penurunan harga komoditas tersebut," tutur Kepala BPS Jakarta, Nurul Hasanuddin, Rabu (2/10).
BPS menyebut, untuk bulan September, Jakarta mengalami deflasi 0,10 persen atau minus 0,1 persen. "Kalau kita lihat secara nasional, trennya memang deflasi," tambah Nurul. Nurul menjelaskan Jakarta termasuk dalam 24 provinsi di antara 38 provinsi yang deflasi.
Deflasi tersebut terjadi atas tiga kelompok pengeluaran: kelompok makanan, minuman, tembakau, kesehatan, dan transportasi. Deflasi September, kata Nurul, dipengaruhi kebijakan pemerintah yang menurunkan harga beberapa jenis BBM nonsubsidi pada tanggal 2 September.
Kemudian, panen cabai rawit di wilayah sentra produksi meningkat. Begitu juga dengan cabai merah yang panen raya September lalu. BPS juga mencatat lima komoditas yang memberi andil terhadap deflasi September. Kelimanya adalah bensin yang turun satu persen dengan andil 0,05 persen.
Cabai rawit yang turun harga 27,68 persen. Cabai merah turun 16,97 persen. Telur ayam turun 2,74 persen. Emas perhiasan turun 0,78 persen. Selain deflasi, terdapat lima komoditas yang memberi andil inflasi Jakarta.
Mereka adalah harga tiket pesawat yang meningkat 2,83 persen. Harga beras 0,49 persen. Kopi bubuk 2,17 persen, upah asisten rumah tangga naik 0,38 persen. Kemudian, sabun wajah serta lipstik masing-masing 2,94 persen dan 3,43 persen.
Nurul memaparkan, sejumlah faktor turut andil terhadap inflasi Jakarta selama September. Salah satunya, peningkatan permintaan tiket pesawat ke Aceh dan Sumatra Utara saat PON.
Selain itu, berdasarkan hasil survei Kerangka Sampling Area (KSA) Agustus, menunjukkan produksi padi dan beras menurun di wilayah sentra produksi. Ini diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun.
Terendah
Selain itu, BPS juga menyebut harga cabai rawit dan merah Jakarta selama September berada di level terendah dalam dua tahun terakhir. Untuk cabai rawit 50.000 rupiah sekilo. "Ini sesungguhnya level harga cabai rawit di level terendah sepanjang dua tahun terakhir," tandas Nurul.
Kemudian Nurul merinci, dalam dua tahun terakhir sejak 2022, harga cabai rawit September yang mengalami deflasi sebesar 27,68 persen terlihat cukup dalam. Ini memberi andil sebesar 0,05 persen terhadap deflasi Jakarta yang tercatat sebesar 0,1 persen secara bulanan.
Harga cabai merah berada di 44.000 rupiah sekilo. Ini juga terendah. "Sepanjang tiga bulan terakhir, cabai merah selalu memberi andil deflasi," tukas Nurul. Jika dilihat perkembangan inflasi tahunan (year over year/ yoy) yakni September 2024 terhadap September 2023, cabai merah juga deflasi sebesar 23,40 persen. Andilnya terbesar, 0,07 persen.