Pemerintah melakukan sejumlah langkah konkret atas kebijakan yang telah diterapkan guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tahun depan.

JAKARTA - Pelaku usaha optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan akan terakselerasi seiring konsistensi pemulihan di dalam negeri. Meski demikian, pengusaha memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan di bawah ekspektasi rentang ekspektasi pemerintah.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi B Sukamdani, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai kisaran 4-5 persen, di bawah rentang target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2022 sekitar 5-5,5 persen. Selain itu, inflasi diperkirakan di bawah 3 persen, sedangkan nilai tukar rupiah di kisaran 14-15 ribu rupiah per dollar AS.

"Lebarnya proyeksi rentang pertumbuhan tersebut mengingat salah satunya pemulihan ekonomi yang mulai membaik secara bertahap dan cukup konsisten pada 2021," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (9/12).

Hariyadi menjelaskan pemulihan ekonomi yang mulai membaik disebabkan dari sejumlah program perlindungan sosial dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh pemerintah. Kemudian, lanjut dia, vaksinasi masyarakat yang berlangsung cukup baik serta mulai tumbuhnya kedisiplinan perilaku kesehatan masyarakat. Selanjutnya, diterbitkannya UU 11/2020 tentang Cipta Kerja dan sebagian besar peraturan implementasi turunannya.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dicapai jika pemerintah melakukan sejumlah langkah-langkah konkret atas kebijakan yang telah diterapkan," ujar Haryadi.

Dia menambahkan, pada 2021, Apindo memprediksi ekonomi juga hanya akan tumbuh 3-3,75 persen. Angka ini juga lebih rendah dari perkiraan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, pada November lalu, sebesar 3,5 sampai 4 persen.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut, kata Hariyadi, berdasarkan pola pada kuartal satu, dua, dan tiga, yang masih belum stabil. "Sehingga belum memberikan pattern yang dapat diprediksi dengan tepat pada kuartal IV," ujar Haryadi Sukamdani.

Ditopang Konsumsi

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani mengatakan kinerja ekonomi pada 2022 utamanya akan ditopang oleh pemulihan konsumsi masyarakat, investasi, dan perdagangan internasional. Dengan demikian, dia menegaskan pemerintah bersama otoritas moneter akan berupaya mengendalikan inflasi untuk menjaga keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi seluruh masyarakat.

Penguatan dan penyempurnaan program perlindungan sosial yang semakin tepat sasaran bagi masyarakat miskin dan rentan akan mewujudkan pemerataan pembangunan. Menurut Sri Mulyani, APBN telah menunjukkan perannya sebagai instrumen countercyclical dalam meredam dampak pandemi dan mendorong perekonomian untuk kembali pulih.

Sementara itu, Chief Economist Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy, mengatakan seiring dengan peningkatan permintaan dari sektor swasta, maka pemerintah akan secara hati-hati dan gradual mengurangi stimulus fiskal dan mulai berimbang kepada kebijakan mikro serta sektoral untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: