Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, meluncurkan buku tentang pembangunan desa berbasis data. Buku berjudul "Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari: Membangun Desa Berbasis Data Presisi" mengenalkan sebuah gagasan baru agar program pembangunan tepat sasaran: by name, by address, by coordinate.

JAKARTA - Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, meluncurkan buku tentang pembangunan desa berbasis data. Buku berjudul "Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari: Membangun Desa Berbasis Data Presisi" mengenalkan sebuah gagasan baru agar program pembangunan tepat sasaran: by name, by address, by coordinate.

"Semoga buku ini bisa menjadi referensi kebijakan pemerintah ke depan," ujar Nikson Nababan saat peluncuran buku di Jakarta, Rabu (17/4).

Nikson mengelaborasi potensi dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara. Menurutnya ada sektor-sektor prioritas yang harus mendapatkan perhatian khusus karena akan berefek domino pada kesejahteraan masyarakat.

Dia melanjutkan, sektor tersebut adalah infrastruktur, pertanian, kesehatan, dan pendidikan. Pihaknya kemudian memfokuskan anggaran daerah, baik dari pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi khusus (DAK), dana insentif daerah (DID), dan berbagai sumber lain untuk empat sektor tersebut.

"Pada awal periode pertama menjabat Bupati Tapanuli Utara di 2014, kami menggulirkan dana sebesar 60 juta rupiah untuk setiap desa guna pembangunan fisik," jelasnya.

Nikson mengungkapkan, ketika pembangunan infrastruktur sudah berangsur membaik, pihaknya kemudian mendorong masyarakat agar mengolah dan mengelola "lahan tidur" yang ada di sekitarnya. Pemerintah daerah menyiapkan sembilan unit traktor besar untuk pengolahan lahan seluas 2 hektar ke bawah.

"Kini, sudah lebih dari 16 ribu hektare lahan yang dikelola oleh masyarakat, sehingga angka pengangguran turun dan disparitas kesejahteraan berkurang. Itu pula yang menyebabkan menjadi juara dalam pengelolaan lahan tidur," katanya.

Dalam menerapkan berbagai perencanaan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara tadi, Nikson mencetuskan metode NIKSON yang merupakan singkatan dari Needs, Innovation, Knowledge, Synergy, Operation, dan Norm. Ini merupakan metode perencanaan pembangunan yang muncul dari bawah atau bottom-up berbasis data presisi.

"Pembangunan itu semestinya bersifat bottom-up atau dari bawah ke atas, dimulai dari desa," ucap kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, Sofyan Sjaf, menilai, data desa presisi menjadi penting karena mampu menunjukkan hasil yang valid, riil, dan akurat. Menurutnya, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat perlu mendukung inovasi dan penerapan teknologi dalam mendukung perencanaan pembangunan untuk mencapai target. "Teknologi yang ada sekarang sangat memungkinkan untuk diterapkan hingga ke desa-desa," terangnya.

Baca Juga: