Kepala Eksekutif Uni Eropa (EU) mengungkapkan, Uni Eropa melarang siaran dari tiga lembaga penyiaran milik pemerintah Rusia sebagai bagian dari paket sanksi keenam atas invasi Moskow di Ukraina.

"Mereka dilarang mendistribusikan konten lagi di Uni Eropa, dalam bentuk apa pun, baik melalui kabel, via satelit, di internet atau aplikasi ponsel cerdas," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di hadapan anggota dewan di Strasbourg, seperti diberitakan Reuters, dikutip dari Antara, Rabu (4/5).

Ia menyebut ketiga saluran TV itu "sebagai corong yang gencar menyuarakan kebohongan dan propaganda (Presiden Rusia Vladimir) Putin".

"Kami seharusnya tidak memberi mereka panggung lagi untuk menyebarkan kebohongan ini," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada Rabu (27/4), Uni Eropa (UE) siap untuk menghadapi penangguhan pengiriman gas Rusia ke negara-negara anggotanya.

Perusahaan pemasok gas Rusia Gazprom sebelumnya pada Rabu mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan sepenuhnya pengiriman gas ke Polandia dan Bulgaria, dengan alasan kedua negara anggota UE tersebut "gagal membayar dalam rubel".

Dalam sebuah pernyataan menanggapi pengumuman Gazprom, von der Leyen menyebut langkah itu sebagai "upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan" dalam konteks konflik Rusia-Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada 23 Maret lalu meminta agar kontrak gas Rusia saat ini dengan "negara-negara yang tidak bersahabat" harus dibayar dalam mata uang rubel.

"Kami telah berupaya untuk memastikan pengiriman alternatif dan tingkat penyimpanan yang paling memungkinkan di seluruh UE," dan kelompok koordinasi pasokan gas bertemu guna memetakan respons UE yang terkoordinasi, kata von der Leyen, dikutip dari Antara.

Baca Juga: