Pemerintah harus mengamankan stok beras sehingga harga beras stabil dan terjangkau oleh masyakarat kalangan bawah.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merotasi pucuk pimpinan Bulog. Bayu Krisnamurthi ditunjuk menjadi Direktur Utama Bulog menggantikan Budi Waseso yang digeser menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia Tbk.

Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti, meminta Dirut Bulog ke depan memprioritaskan hasil produksi ketimbang impor. Tahun ini, impor beras sekitar 3,5 juta ton, sebagiannya digunakan untuk program bantuan pangan.

"Minimal 50 persen beras bulog harus berasal dari produksi petani Indonesia bukan dari impor," tegas Esther kepada Koran Jakarta, Minggu (3/12).

Esther mengakui langkah ini memang memiliki konsekuensinya. "Impor beras berkurang artinya tidak ada penikmat rent seeker (pemburu rente) yang biasanya digunakan untuk dana non budgeted," ungkap Esther seraya menyindir para penikmat impor.

Dia menegaskan Bulog harus terus memperbaiki dan memperbarui data konsumsi beras dan penerima beras subsidi. Kalau perlu datanya real time.

Menurutnya, pemerintah harus mengamankan stok beras sehingga harga beras stabil dan terjangkau oleh masyakarat kalangan bawah.

"Kedua, menjaga kualitas beras Bulog agar tetap baik karena ada kesan beras Bulog mutunya tidak bagus," ujarnya.

Seperti dketahui, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat Bayu Krisnamurthi yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog menjadi Direktur Utama Perum Bulog menggantikan Budi Waseso (Buwas) melalui Surat Keputusan Menteri BUMN nomor

SK-341/MBU/12/2023 tertanggal 1 Desember 2023.

Pergantian ini menarik, sebab Buwas baru terpilih kembali menjadi Dirut Bulog pada April 2023 untuk periode keduanya. Dalam surat keputusan tersebut Kementerian BUMN juga menambah satu direksi di Perum Bulog yaitu Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan sehingga susunan direksi Perum Bulog menjadi enam direksi dari sebelumnya lima direksi.

Budi Waseso mengatakan selaku abdi negara dirinya menerima segala kebijakan dari pemerintah dan dia bersyukur telah memimpin Bulog selama lima tahun lebih.

Sementara itu, Bayu Krisnamurthi mengatakan amanah dan kepercayaan negara yang harus dijaga dengan baik, apalagi mengingat posisi Bulog dalam menjaga kedaulatan pangan.

Bayu juga memuji kepemimpinan Buwas karena mampu membawa Bulog melewati masa sulit. Buwas juga dinilai mampu menjaga institusi Bulog menjadi kuat serta dapat menjalankan setiap misi dengan baik.

Hadapi Nataru

Usai sertijab Dirut Bulog, Bayu menggelar rapat terbatas singkat dengan direksi lama dan baru untuk membahas berbagai langkah selanjutnya untuk menentukan strategi-startegi ke depan untuk menghadapi Nataru dan kebijakan lainnya menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian global.

Bersamaan penggantian susunan direksi Perum Bulog, Kementerian BUMN mengangkat Arief Prasetyo Adi sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, menggantikan Bayu Krisnamurthi.

Adapun susunan direksi Perum Bulog selanjutnyan ialah Direktur Utama Bayu Krisnamurthi, Direktur Keuangan Bagya Mulyanto, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Mokhamad Suyamto, Direktur Bisnis Febby Novita, Direktur Human Capital Purnomo Sinar Hadi dan Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Sonya Mamoriska.

Adapun Dewan Pengawas Perum BULOG meliputi Ketua Arief Prasetyo Adi, kemudian anggotanya Musdhalifah Machmud, bersama Fadjry Djufry. Selanjutnya, anggota Independen tiga orang, yakni Dian Safitri, Donny Gahral Adian, dan Zainut Tauhid.

Baca Juga: