Lantaran terjadi perebutan gabah dengan penggilingan padi menyebabkan Bulog baru menyerap 35 ribu ton gabah pada awal musim panen raya.

JAKARTA - Bulog baru bisa menyerap 35 ribu ton gabah pada musim awal panen raya lantaran terjadi perebutan gabah dengan penggilingan padi. Sebagai stabilisasi untuk harga dan kebutuhan maka dari sisa atau kelebihan panen raya baru diserap Bulog.

"Panen itu kita ikuti, dalam proses perjalanan. Seperti Bapanas sampaikan bahwa produksi Februari dan Maret ini untuk kebutuhan mengisi kekosongan dari penggilingan rumah tangga dan lain-lain," kata Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Budi Waseso, di Jakarta, Kamis (16/3).

Seperti dikutip dari Antara, Dirut Perum Bulog atau yang akrab disapa Buwas ini tak menampik jika keterbatasan produksi berakibat pada harga beras di pasaran yang masih cukup tinggi.

"Kalau kita bicara ilmu keekonomian antara demand dan supply, berarti ini kan supply-nya masih kurang. Artinya produksinya masih kurang. Saya sekali lagi bukan menyalahkan produksi kurang atau lebih ya, tapi kan banyak faktor terutama cuaca dengan situasi sekarang, jadi terjadi (kenaikan harga) seperti ini wajar-wajar saja," katanya.

Jika nantinya produksi petani berlebih dan harga gabah atau beras jatuh, Buwas menegaskan bahwa pihaknya akan tetap membeli gabah kering panen atau GKP sesuai ketentuan, yakni 5.000 rupiah per kilogram untuk tingkat petani dan 5.100 rupiah per kilogram untuk tingkat penggilingan. Hal tersebut sebagai upaya agar petani tidak dirugikan dalam masa panen raya.

Semoga nantinya hasil produksi beras pada musim panen raya kali ini mampu memenuhi target penyerapan yang telah ditugaskan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yakni sebesar 70 persen dari 2,4 juta atau 1,68 juta.

Bantuan Sosial

Adapun stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini sebanyak 280 ribu ton dan itu ditambah 35 ribu ton dari panen raya. Namun, nantinya sebanyak 210 ribu ton akan digunakan sebagai stok bantuan sosial bagi penerima manfaat yang akan disalurkan pada Maret ini.

Terkait soal kenaikan harga beras, sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah masih terus mencari penyebab harga beras masih merangkak naik meski sudah memasuki waktu panen raya.

"Kan kita lihat masih panen raya, logikanya panen raya suplai banyak, mestinya harga turun, nah ini kok ndak? Ini yang baru kita cari," kata Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, rata-rata nasional harga beras medium mencapai 11.800 rupiah per kg pada Selasa (14/3). Sementara rata-rata nasional harga beras premium mencapai 13.700 rupiah per kg atau menjadi rekor tertinggi selama lima tahun terakhir.

"Ini yang senang petani, tetapi konsumennya pasti akan berteriak. Saya kira keseimbangan itu yang ingin kita jaga," tambah Presiden.

Presiden Jokowi mengakui adanya kesulitan untuk menyeimbangkan harga agar gabah di petani baik dan wajar. "Harga beras di pedagang baik dan wajar dan harga beras ke konsumen itu baik dan wajar, yang sulit di situ," ungkap Presiden.

Diketahui Bapanas mencabut Surat Edaran Nomor 47/TS.03.03/K/02/2023 tentang Harga Batas Atas Pembelian Gabah atau Beras guna menjaga daya saing petani. Alasan pencabutan surat edaran tersebut karena memperhatikan perkembangan produksi padi dan kelancaran pasokan gabah dari petani kepada penggilingan padi.

Dalam Surat Edaran Nomor R 60/TS.03.03/K/03/2023 yang dicabut tersebut berisi imbauan Ketua Bapanas, Arief Prasetyo, agar para pelaku usaha penggilingan pada tetap menjaga harga pembelian gabah atau beras yang wajar.

Pada 20 Februari 2023, Bapanas mengeluarkan surat edaran yang menyatakan harga pembelian gabah dan beras jelang masa panen raya padi pada Maret 2023, naik sekitar 8-9 persen dengan mempertimbangkan kenaikan harga pokok produksi.

Masalah stok beras ini di lapangan kadang terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan. Sebelumnya, Kepolisian Resor (Polres) Majalengka, Jawa Barat, membongkar kasus dugaan pengoplosan beras Bulog menjadi beras premium oleh salah satu penggilingan beras di daerah itu.

"Kami melakukan pengungkapan dugaan pengoplosan beras Bulog yang dilakukan oleh pabrik penggilingan beras CV MPR yang berada di Kabupaten Majalengka," kata Kapolres Majalengka, AKBP Edwin Affandi.

Edwin mengatakan terbongkarnya dugaan pengoplosan beras Bulog menjadi kemasan beras premium, setelah tim Satgas Pangan dan Satuan Reskrim Polres Majalengka melakukan penyelidikan terhadap ketersediaan jumlah beras yang ada di daerah itu.

Menurutnya, dari hasil penyelidikan mengindikasikan ada penyimpangan dan pengoplosan beras Bulog menjadi beras kemasan premium, sehingga dilakukan penindakan hasilnya didapati barang bukti tersebut.

Baca Juga: