JAKARTA - Direksi Bulog mengadakan monitoring atau pengawasan Pembongkaran Kapal di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Salah satu aspek yang mendapat perhatian khusus Direksi Bulog adalah kecepatan bongkar muat beras di berbagai pelabuhan di seluruh Indonesia, terlebih lagi bagi beras pengadaan luar negeri yang menjadi pelengkap pengadaan beras dalam negeri.
Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita menuturkan penugasan tersebut dalam pelabuhanpercepatannya akan dibongkar melalui -pelabuhan terdekat dengan lokasi gudang yang akan menjadi tempat penyimpanan. Langkah itu untuk menjadikan kegiatan tersebut semakin efektif demi tercapainya Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang aman sepanjang tahun karena kebutuhan beras tersebar di seluruh wilayah penugasan dari pemerintah.
"Hari ini kami melakukan monitoring untuk pembongkaran kapal MV. Hoang Phuong Lucky sebanyak kurang lebih 6.200 ton. Kami ingin memastikan kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, jika terdapat kendala maka akan kami selesaikan dengan segera, karena ini menyangkut dengan pemerataan stok yang dimiliki oleh Perum Bulog,"ucap Febby saat monitoring di Pelabuhan Tanjung Wangi, Kamis (17/10).
Dijelaskannya, efektivitas pembongkaran ini diakukan dengan melakukan penyimpanan stok ke gudang-gudang terdekat dari pelabuhan. "Untuk kapal yang sedang sandar ini akan kami alokasikan untuk memenuhi gudang- gudang Bulog di wilayah Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso, kurang lebih akan kami persiapkan untuk 5-6 komplek pergudangan terdekat," ujarnya.
Dalam kesempatan monitoring ini, Direksi Perum Bulog meminta penjelasan dari pihak yang terkait dengan bongkar muat di kapal, yaitu Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (PJPT), Perusahaan Bongkar Muat (PBM), Surveyor, agen kapal, Pelindo, dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
Kolaborasi "Stakeholder"
Direktur Human Capital Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto menambahkan percepatan waktu pembongkaran kapal ini semata-mata tidak hanya tergantung oleh pihak Bulog saja, tetapi merupakan kolaborasi dari berbagai pihak yang terlibat, mulai dari yang menangani handling dan transporter, Badan Karantina hingga pengelola pelabuhan.
"Harapan kami sinergi dan kolaborasi di tiap titik Pelabuhan, bukan hanya di Pelabuhan Tanjung Wangi tetapi juga di seluruh Pelabuhan mitra di seluruh Indonesia, dapat berjalan dengan lancar, karena kita sama-sama mendukung penugasan pemerintah dalam mengelola cadangan pangan pemerintah," pungkas Sudarsono.