JAKARTA - Bank Bukopin tahun lalu membukukan laba bersih 190 miliar rupiah atau meningkat 40 persen dibandingkan capaian pada 2017 (yoy). Capaian tersebut dinilai belum optimal dibanding dengan bank-bank sekelasnya karena masih fokus pada pembenahan permodalan dan perbaikan kualitas kredit serta pengurangan overhead cost.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin, M Rachmat Kaimuddin dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/4), mengatakan realisasi penyaluran kredit pada tahun lalu mencapai 66,44 triliun rupiah. Sebagian besar kredit disalurkan ke sektor ritel, yaitu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) 29,28 triliun rupiah dan konsumer 15,26 triliun rupiah, sementara kredit ke sektor komersial sebesar 21,90 triliun rupiah.

Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 76,15 triliun rupiah yang terdiri dari giro sebesar 10,04 triliun rupiah, tabungan 19,92 triliun rupiah dan sisanya 46,19 triliun rupiah deposito berjangka.

Dengan demikian rasio penyaluran kredit dibanding dengan DPK tercatat 86,18 persen. Sedangkan, aset perseroan tercatat sebesar 95,64 triliun rupiah. "Pada 2018 perseroan berkonsentrasi menyiapkan fondasi yang kokoh untuk memacu pertumbuhan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya," kata Rachmat.

Berkaitan dengan perbaikan kualitas kredit, Rachmat mengatakan hingga akhir tahun lalu, rasio kredit bermasalah bersih atau Non Performing Loan/ NPL net perseroan berada di level 4,75 persen atau 0,25 persen di bawah ketentuan otoritas yaitu maksimal 5 persen. Angka tersebut membaik dibandingkan posisi NPL net tahun 2017 sebesar 6,37 persen.

Aksi Korporasi

Rachmat menjelaskan bank juga menyelesaikan aksi korporasi rights issue atau penawaran saham terbatas untuk memperkuat permodalan. Sebagai konsekwensinya komposisi pemegang saham bertambah dengan masuknya KB Kookmin Bank dari Korea Selatan sebagai pembeli siaga dari penawaran saham terbatas tersebut.

Setelah rights issue, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio/ CAR perseroan hingga akhir tahun 2018 mencapai 13,41 persen, meningkat 2,89 persen dibandingkan dengan posisi CAR akhir tahun 2017 sebesar 10,52 persen. Di sisi lain, pada periode yang sama ROA dan ROE Perseroan tercatat sebesar 0,22 persen dan 2,95 persen.

Sebab itu, bank pada tahun ini memacu pertumbuhan kinerja dengan melakukan perbaikan kualitas, peningkatan produktivitas, dan mengoptimalkan proses digitalisasi. Upaya memacu pertumbuhan bisnis dilakukan dengan merilis sejumlah produk dan layanan baru.

Salah satu produk andalan yang telah diluncurkan Bank Bukopin pada 2018 dan akan dipacu penetrasinya pada 2019 adalah Flexy Bill, yaitu pembiayaan pembayaran tagihan listrik untuk pelanggan korporasi. Pendapatan operasional lainnya (fee based income) perseroan pada tahun lalu sebesar 784 miliar rupiah.

bud/E-10

Baca Juga: