Bukit Klangon berada di ketinggian kurang lebih 1.100 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini menyebabkan daerah bukit ini memiliki udara dingin.
Bagi yang berkunjung ke sini sebaiknya mengenakan pakaian tebal jika tidak ingin kedinginan. Tidak hanya sejuk, namun di sini juga pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan. Hamparan perkebunan milik warga dengan tanaman yang subur. Dari tempat ini pengunjung dapat melihat puncak Gunung Merapi hingga puncaknya.
Objek wisata yang dibuka pada tahun 2011 ini, menawarkan berbagai spot foto indah. Ada gardu pandang setinggi kurang lebih 5 meter. Di sini, pengunjung dapat melihat pemandangan Gunung Merapi dengan jelas.
Konsep gardu pandang setinggi 5 meter yang terdapat di tempat wisata Bukit Klangon cocok untuk menikmati pemandangan Gunung Merapi, lalu bisa jadi latar belakang foto yang menawan. Terbuat dari bambu-bambu, gardu pandang cukup kokoh meski dinaiki oleh banyak orang. Bila ingin mendapat kesempatan yang bagus, sebaiknya datang pagi-pagi saat matahari terbit ke bukit ini, untuk melihat Gunung Merapi yang gagah berdiri dan memesona di arah utara. Karena kalau sudah lewat dari pukul 07.00 WIB, biasanya gunung mulai tertutup kabut. Bukit Klangon sendiri memiliki nama asli Wisata Alam Bukit Glagaharjo, yang terletak di Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan. Selain memiliki spot foto dengan latar Gunung Merapi, Bukit Klangon juga memiliki lintasan sirkuit downhill bagi para pembalap sepeda gunung.
Banyak orang mungkin belum terlalu kenal dengan nama Bukit Klangon atau Klangon Hills. Orang lebih mengenal nama Bukit Indah Glagaharjo, karena berada di Desa Glagaharjo. Bukit ini memang lebih sepi dibandingkan dengan Bukit di Kaliurang. Bukit Klangon merupakan kawasan tertinggi yang dihuni oleh warga. Bila langit cerah, terutama pagi hari maka pengunjung akan mendapatkan foto yang luar biasa indah.
Saat ini tempat wisata tersebut menerapkan aturan bagi mereka yang akan camping di sana. Wajib memakai masker, membawa hand sanitizer, atur jarak tenda antar anggota lain. Camping hanya di buka setiap malam Sabtu ,malam Minggu dan malam hari libur nasional. Membawa alat camping sendiri. Jumlah orang camping permalam di batasi hanya 100 orang. Dalam satu tenda tidak boleh melebihi kapasitas tenda.
Selain sebagai pemukiman warga dan objek wisata, kawasan bukit juga dijadikan hutan konservasi. Di sini seringkali digunakan untuk kegiatan penelitian. Bahkan, terdapat prasasti Hutan Pendidikan Konservasi Koesnadi Hardjasoemantri (HPKKH) yang diresmikan pada 9 Desember 2012 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Untuk menuju ke puncak bukit, pengunjung juga harus mendaki dengan santai. Banyak keluarga yang menikmati jalan-jalan di seputar bukit ini. Beberapa satwa langka hidup di kawasan hutan konservasi sekiatar area bukit. Satwa seperti Seperti burung kepodang, burung alap â€" alap Jawa, musang, monyet dan lainnya. ars