JAKARTA - Bukit Algoritma menggandeng Jababeka Group melalui Yayasan Pendidikan Universitas President (YPUP). Kerja sama ini sebagai bagian dari upaya menciptakan 100 kota industri serta membangun ribuan desa inovasi. Dalam hal ini bukit algoritma membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) demi tercapainya visi tersebut.

Pendiri President University, Setyono Djuandi Darmono mengatakan, kerja sama dengan Bukit Algoritma menjadi sangat penting untuk mewujudkan visi kami membangun 100 kota industri. Jababeka dan Bukit Algoritma papar dia memiliki kecocokan yang nantinya akan disinergikan antara kekuatan masing-masing dalam rangka menuju Indonesia meraih teknologi yang lebih maju.

"Jadi, Pak Budiman (Inisiator Bukit Algoritma) itu memiliki jaringan yang luas sebagai pembina organisasi kepala desa. Nah ini cocok sekali, karena tidak mungkin membangun di daerah lain kalau desa-desa tersebut belum siap," kata Darmono melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (23/2).

Adapun penandatanganan kerja sama itu dilakukan, di Jakarta Selasa (22/2). MoU diteken secara langsung oleh Ketua YPUP Prof. Budi Susilo Soepandji bersama Budiman Sudjatmiko dan disaksikan langsung Chairman and Founder Jababeka Group sekaligus Pendiri President University Darmono.

Kata Darmono, membangun sebuah daerah menjadi kota industri itu terdiri dari beberapa faktor, pertama, kekuatan sumber daya alam (SDA) daerah tersebut. Kedua, kekuatan sumber daya manusia (SDM). Faktor ketiga yaitu bagaimana bisa menarik capital dan teknologi.

"Kerja sama ini merupakan suatu pekerjaan yang nantinya akan membentuk community development," tambahnya.

Jababeka dan YPUP sendiri, lanjut Darmono, sudah banyak memiliki pelanggan jaringan internasional dengan setidaknya hampir 2 ribu perusahaan dari 34 negara berada di kawasan industri Jababeka Cikarang.

Ekosistemnya pun sudah jadi, karena di dalamnya sudah didukung dengan sistem pendidikan yang mumpuni, industri manufaktur, perumahan, medical city, pelabuhan hingga pusat-pusat hiburan.

Sementara itu, Inisiator Bukit Algoritma Budiman Sudjatmiko berharap kerja sama ini akan menghasilkan racikan-racikan baru dalam mensinergikan visi membangun 100 kota industri dengan desa-desa inovasi yang akan ditopang dengan komunitas-komunitas desa maupun kota.

"Jadi, visi Jababeka itu kan membangun 100 kota industri, dan visi kami membangun desa-desa inovasi ada sekitar 74.961 desa. Nah, ini bisa dibayangkan jika 100 kota industri dikelilingi minimal 100 desa inovasi akan sangat dahsyat kekuatannya," kata Budiman.

Namun, lanjutnya, untuk merealisasikan ekosistem tersebut butuh teknologi dan sains. "Jadi, kalau pak Darmono dengan Jababeka-nya adalah ekosistem yang memang banyak teknologi industrialis, kami dari kalangan technolog, saintist, dan komunitas jika dikolaborasikan tentunya akan menjadi kekuatan yang akan mewujudkan visi membangun itu semua," tuturnya.

Lebih lanjut, Budiman menjelaskan, adapun yang kami kejar dari kerja sama ini ada tiga hal yaitu pertama, inovasi di bidang biotechnologi yang terdiri dari sektor pertanian, perikanan dan kesehatan dengan memanfaatkan keanekaragaman flora dan fauna baik darat maupun laut Indonesia yang terkaya nomor satu di dunia.

Kedua, inovasi di bidang art and design dengan memanfaatkan keanekaragaman budaya nusantara yang terkaya nomor dua di dunia. Ketiga, inovasi teknologi informasi yang tentunya akan menopang kesemuanya.

Pemerintah tengah melakukan Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi, Jawa Barat. Proyek bernama Bukit Algoritma ini akan memanfaatkan lahan seluas 888 hektar di wilayah Kecamatan Cikidang dan Cibadak. Pembangunan infrastruktur fisiknya sudah dimulai tahun lalu dengan anggaran tahap awal 18 trilliun rupiah.

Baca Juga: