Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengungkapkan militernya berhasil menjatuhkan semua roket yang ditembak ke teritorial negaranya menggunakan sistem anti pesawat Pantsir. Ia menuding roket tersebut berasal dari arah Ukraina yang mencoba untuk menyerang fasilitas militer di Belarus.

Lukashenko, yang tidak memberikan bukti atas klaim tersebut, mengatakan Belarus tidak menginginkan perang dengan Ukraina. Namun, ia menekankan akan berperang jika wilayahnya sendiri diserbu.

"Mereka memprovokasi kami. Saya harus memberi tahu Anda, tiga hari lalu, mungkin sedikit lebih lama, upaya untuk menyerang fasilitas militer di wilayah Belarusia dilakukan dari wilayah Ukraina," kata Lukashenko dalam laporan kantor berita pemerintah negara itu Belta, dikutip dari Reuters, Minggu (3/7).

"Tapi, syukurlah, sistem anti-pesawat Pantsir berhasil mencegat semua rudal yang diluncurkan oleh angkatan bersenjata Ukraina," tambahnya.

Namun, sejauh ini militer Ukraina belum memberikan respon terkait tudingan tersebut. Meski begitu, Belarus saat ini masuk dalam spekulasi mulai terlibat dalam konflik Ukraina dan Rusia.

Di sisi lain, Ukraina pada pekan lalu justru mengklaim sejumlah rudal ditenmbakkan dari Belarus ke wilayah teritorialnya. Namun, Lukashenko membantah negaranya berusaha ikut campur dalam konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

"Seperti yang saya katakan setahun lalu, kami tidak berencana ambil bagian dalam perang di Ukraina," ujar Lukashenko.

"Kami hanya akan bertempur jika Anda memasuki wilayah kami dan Anda membunuh warga kami," lanjutnya.

Lukashenko mengatakan tidak ada pasukan dari Belarus yang bertempur dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Di satu sisi, Belarus merupakan sekutu dekat Rusia dan mengizinkan Moskow menggunakan wilayah Belarus untuk mengirim pasukan ke Ukraina sejak 24 Februari.

Sebelumnya, Belarus juga dilaporkan akan mendapatkan pasokan senjata dari Rusia. Adapun senjata tersebut yakni rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Baca Juga: