Co-Sherpa G20 Indonesia dan Staf Khusus Program Prioritas Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Dian Triansyah Djani buka suara soal aksi walk out sejumlah negara anggota G20 dalam pertemuan menteri keuangan forum tersebut di Washington D.C. Aksi walk out tersebut dilakukan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara sekutu sebagai bentuk protes terhadap Rusia yang melancarkan agresi ke Ukraina.

Djani menekankan, aksi walk out sejumlah negara anggota G20 dari dalam forum tersebut bukan sebagai bentuk sikap yang ditujukan kepada presidensi G20, yang tahun ini dipegang oleh Indonesia.

"Walk out itu merupakan refleksi atau pandangan atau sikap negara-negara terhadap suatu negara tertentu. Ini dilakukan di banyak forum multilateral seperti PBB, dewan HAM, maupun pertemuan lainnya yang pernah saya alami pada saat saya menjabat sebagai duta besar. So it's nothing new dan ini bukan khusus dilakukan di G20 saja," kata Djani dalam konferensi pers Kemlu RI secara virtual, dikutip Jumat (22/4).

"Satu hal yang patut dicatat bahwa tindakan tersebut tidak ditujukan pada chair atau presidensi yang menjabat (Indonesia) tapi merupakan refleksi posisi terhadap suatu negara tertentu. Jadi mungkin ini yang perlu dipahami," tambahnya.

Dia pun kembali menggarisbawahi bahwa sikap tersebut telah diantisipasi dan merupakan sesuatu yang lazim dilakukan dalam berbagai pertemuan multilateral.

"Yang penting untuk kami, terus terang, bahwasannya assessment tadi dari pertemuan tingkat FMCBG adalah agenda-agenda maupun pembahasan substansi tetap berjalan. Jadi kita tidak distracted dari pembahasan tersebut, dan semua berkontribusi terhadap pembahasan-pembahasan agenda-agenda tersebut," ujar Djani.

Sebelumnya, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada melakukan aksi walk-out dari pertemuan G20 pada Selasa pekan ini. Hal tersebut sebagai sikap protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: