Uji coba teknologi internet kecepatan tinggi dari Starlink, penyedia layanan internet dari SpaceX, di tiga fasyankes, yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu) Sumerta Kelod Denpasar, Pustu Bungbungan Klungkung, dan Puskesmas Tabarfane, Kepulauan Aru, Maluku.

Kementerian Kesehatan memulai uji coba teknologi internet kecepatan tinggi dari Starlink, penyedia layanan internet dari SpaceX, di tiga fasyankes, yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu) Sumerta Kelod Denpasar, Pustu Bungbungan Klungkung, dan Puskesmas Tabarfane, Kepulauan Aru, Maluku.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (20/5), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan uji coba koneksi internet Starlink pada Minggu (19/5) telah berlangsung dengan baik. Menurut dia, berdasarkan video yang ditampilkan di layar, layanan internet Starlink membantu antarfasyankes primer di daerah terhubung dengan baik.

Tak hanya itu, kata Budi, koneksi internet Starlink juga membantu proses pencatatan data imunisasi, skrining penyakit tidak menular (PTM), serta penimbangan balita secara digital di Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dapat dilakukan dengan cepat.

Dia menyebut bahwa hasil uji coba tersebut membuatnya optimistis bahwa kedepannya, pelayanan kesehatan di seluruh puskesmas dan pustu dapat dapat saling terhubung, sehingga layanan yang diberikan antara fasyankes di kota dan daerah terpencil dan terluar memiliki kualitas sama dengan daerah lain.

"Kita memang memiliki 10 ribu Puskesmas yang sekarang kita digitalisasi, agar layanan-layanan yang sebelumnya tidak bisa disampaikan di Puskesmas, yang sulit diakses oleh masyarakat, dengan adanya Starlink jadi bisa diakses, sehingga layanannya tidak jauh berbeda dengan wilayah perkotaan," kata Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, Setiaji, mengatakan penguatan konektivitas internet akan membuat akses layanan kesehatan menjadi lebih inklusif, artinya dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

"Saat ini (layanan kesehatan) banyak dinikmati di wilayah perkotaan, isunya terkait akses internet, sehingga nanti masyarakat khususnya yang ada di remote area bisa menggunakan akses internet untuk mendapatkan layanan kesehatan sepertitelemedicine," kata Setiaji

Sedangkan kepala Puskesmas Tabarfane, dr Christian Sihombing, menyampaikan bahwa selama ini daerahnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan jaringan internet. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes yang telah memberikan layanan internet di puskesmas itu.

"Sebelumnya kami sangat kesulitan dalam menginput data layanan kesehatan, karena internet di sini yang sangat lambat. Oleh karena itu kami sering bepergian ke kabupaten/kota dengan jarak 200 mil yang ditempuh dengan jarak 2-3 jam menggunakanspeedboat," kata Christian.

Christian pun berharap program Starlink bagi fasyankes primer ini tidak berhenti di tengah jalan dan dapat terus berlanjut, agar mereka mampu menginput layanan kesehatan dan input data kesehatan dengan cepat. Ant/I-1

Baca Juga: