Pemerintah pusat menggandeng daerah mengenjot produksi sorgum sebagai alternatif sumber pangan dan komoditas ekspor.

JAKARTA - Pemerintah pusat mendorong pengembangan budi daya Sorgum yang merupakan salah satu pangan alternatif bernilai ekonomi tinggi dan tahan kekeringan di berbagai daerah. Langkah ini sekaligus menjadi salah satu upaya antisipasi krisis pangan dengan meningkatkan produksi dan konsumsi pangan lokal, di tengah upaya penguatan pangan menghadapi tantangan perubahan iklim ekstrem.

"Hari ini, saya di Pangkep bersama Bapak Bupati Pangkep untuk melihat berbagai potensi lahan yang dimiliki Kabupaten Pangkep baik itu lahan di pulau, sekitaran pantai, dataran rendah, lahan yang berbukit bukit dan hari ini Bapak Bupati mencoba mencanangkan sorgum," ucap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, melalui keterangannya usai melakukan tanam Sorgum di Taman Teknologi Pertanian Ds. Barabatu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Jumat (23/6).

Menurutnya, komoditas sorgum merupakan tanaman serealia potensial untuk dikembangkan untuk menunjang program ketahanan pangan dan agribisnis. Ini mengingat daya adaptasinya serta kebutuhan airnya rendah sehingga tahan cuaca panas atau musim kemarau panjang atau El Nino.

Mentan menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Kabupaten Pangkep berkomitmen melakukan perluasan pertanaman sorgum hingga 500 hektare untuk tahap awal. Pengembangan sorgum tentu dilakukan juga di daerah yang potensi untuk ditanami sorgum.

"Di pusat kajian pertanian ini, kita akan coba konsentrasi kembangkan berbagai jenis jenis varietas pertanian untuk petani Pangkep. Kita berharap Pangkep bisa menjadi sebuah kekuatan baru hadirnya pertanian-pertanian yang bisa menyangga isu krisis pangan dan fenomena elnino," tegasnya.

Selain tanam sorgum, Mentan juga sekaligus melakukan demonstrasi pembuatan Elisitor biosaka dan pupuk organik bersama Bupati dan petani Pangkep. Diharapkan upaya ini menjadi langkah nyata dalam mengantisipasi kenaikan harga pupuk kimia, sehingga penggunaan atau ketergantungan terhadap pupuk kimia berkurang.

"Elisitor Biosaka ini pembuatannya mudah, hanya perlu dibuat dari minimal lima jenis daun atau rumput di sekitaran. Biosaka ini sudah terbukti kegunaannya diberbagai daerah," ungkapnya.

Bupati Pangkep, Yusran Lalogau, mengatakan pemerintah daerah Pangkep fokus melakukan pengembangan komoditas sorgum di beberapa kawasan pertanian. Diharapkan ke depan, Kabupaten Pangkep menjadi salah satu kawasan penghasil sorgum untuk dikonsumsi secara nasional bahkan suplai pasar ekspor.

Yusran menambahkan Kabupaten Pangkep juga berupaya meningkatkan produksi komoditas pangan utama yakni padi dengan penggunaan benih unggul, alat mesin pertanian hingga teknologi pertanian. Melalui upaya ini, produksi padi di Kabupaten Pangkep mengalami peningkatan.

"Di tahun lalu, rata- rata hasil panen di Kabupaten Pangkep mengalami peningkatan, dari 6,5 ton per hektare di tahun sebelumnya dan saat ini sudah 6,8 ton per hektare," sebutnya.

Produsen Beras

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan Pangkep sebagai salah satu kabupaten produsen beras di Sulawesi Selatan turut berkontribusi pada pasokan beras dengan luas baku sawah 16 ribu hektare dan luas panen 2022 sekitar 26 ribu hektare terus dipacu meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi.

Lebih lanjut, Suwandi mengatakan pengembangan sorgum di Kabupaten Bulukumba ditargetkan 500 hektare, sedangkan di Kabupaten Pangkep minimal 100 hektare dan bisa menambah lagi. Produksi pangan terus dipacu dengan pemanfaatan sumber daya lokal.

Baca Juga: