Persaingan antara Prancis dan Inggris untuk menguasai tanah di sebelah barat Pegunungan Appalachian di Quebec menyebabkan peningkatan konfrontasi. Puncaknya terjadi pada apa yang oleh Winston Churchill disebut sebagai Perang Dunia pertama yang sebenarnya.

Persaingan antara Prancis dan Inggris untuk menguasai tanah di sebelah barat Pegunungan Appalachian di Quebec menyebabkan peningkatan konfrontasi. Puncaknya terjadi pada apa yang oleh Winston Churchill disebut sebagai Perang Dunia pertama yang sebenarnya.

Pertempuran dimulai pada 1754, dengan pertempuran kecil di dekat lokasi Pittsburgh, Pennsylvania saat ini. Pada 1756, perang Prancis dan Indian di Amerika utara, telah berkembang menjadi Perang Tujuh Tahun, menyebar ke Eropa, India, dan Afrika.

Pada 1759, hari-hari Quebec sebagai ibu kota Prancis Baru berakhir dengan kedatangan armada Inggris yang sangat besar. Sebanyak 200 kapal layar, 13.500 pelaut, 8.500 tentara menggempur kota ini. Inggris mengalami kesulitan besar merebut Quebec, tetapi mereka tidak mengalami kesulitan dalam menghancurkan sebagian besar kota.

"Sejak hari-hari awal pengepungan, mereka memasang artileri di tebing di seberang sungai. Dari sana, mereka menembakkan ribuan bom pembakar ke kota. Quebec rusak parah seperti hampir semua kota dalam peperangan modern," tulis David Mendel sejarawan, penulis seri laris buku panduan bergambar tentang Kota Quebec yang diterbitkan oleh Éditions Sylvain Harvey.

Pada 13 September 1756, dini hari, saat hari masih cukup gelap, 4.500 tentara Inggris mulai hanyut mengikuti arus dengan kapal pendarat kecil. Mereka mendaki tebing dan mencapai area terbuka, di sebelah barat kota, yang dikenal sebagai Dataran Abraham. Setelah pertempuran singkat di sana Inggris menang. Quebec lalu dikuasai Inggris lima hari kemudian.

Musim semi berikutnya, pasukan Prancis yang besar kembali dan mengalahkan Inggris dengan telak, dalam Pertempuran Ste-Foy, tetapi gagal merebut kembali kota itu. Buntutnya, Prancis penyerahan Montreal kepada Inggris pada September 1760. Kemudian nasib Prancis Baru telah ditentukan, tetapi konflik di Eropa dan di seluruh dunia terus berkecamuk selama empat tahun sampai perjanjian damai akhirnya ditandatangani pada 1763.

Dengan Perjanjian Paris pada 1763, Prancis melepaskan kendali atas daratan Amerika utara, hanya menjaga pulau nelayan St Pierre dan Miquelon di lepas pantai Newfoundland dan pulau yang kaya di Karibia. Quebec, bekas ibu kota Prancis Baru, kemudian menjadi kota utama koloni Inggris baru, yang disebut Provinsi Quebec.

Koloni ini dari 1763 hingga 1791, jauh lebih kecil daripada provinsi Quebec di Kanada saat ini. Berbeda dengan wilayah luas yang sebelumnya diklaim oleh Prancis, batas provinsi baru tidak jauh melampaui daerah pemukiman padat di sepanjang Sungai St Lawrence dan anak-anak sungainya, tempat sebagian besar penduduk Prancis terkonsentrasi. hay/I-1

Baca Juga: