JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan fenomena perubahan iklim yang membuat suhu udara kian hangat menyebabkan peningkatan intensitas serangan hama dan gulma terhadap tanaman pangan.
Ia menjelaskan suhu udara yang menghangat akibat perubahan iklim juga memengaruhi biotipe pada organisme pengganggu tanaman.
Varietas tanaman pangan yang dulunya tahan terhadap hama, sekarang, akibat perubahan iklim menjadi peka karena siklus hidup yang berkembang cepat.
"Hama juga mengalami penyesuaian untuk bisa bertahan hidup, sehingga hama harus mengubah biotipenya," kata dia.
Dia menyampaikan bahwa petani dapat melakukan pengendalian hama tanpa merusak lingkungan.
Aktivitas pengendalian hama bukan berarti menghilangkan hama sepenuhnya, karena hal itu bisa mempmengaruhi ekosistem. Kegiatan pengendalian dalam batas aman agar populasi hama tidak merusak dan mengganggu produktivitas tanaman.
Yudhistira mencontoh beberapa cara pengendalian hama mulai dari merekayasa lingkungan, memperbanyak musuh alami hama, dan opsi paling terakhir penggunaan pestisida.
Bahkan, konsep pengendalian hama terpadu juga bisa diimplementasikan dan disesuaikan dengan perubahan zaman yang terjadi sekarang.
Bahan baku pestisida nabati lainnya yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama tanaman pangan adalah ekstrak daun nimba, ekstrak bawang putih, hingga ekstrak daun tembakau. Ant