JAKARTA - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) harus berinovasi dan menjadi penggerak dalam kemajuan teknologi pertanian. Tujuannya agar menghasilkan benih terbaik dari tanaman, ternak yang sesuai dapat dikembangkan di lahan Indonesia yang sangat beragam.

"Siapkan dengan betul, benih terbaik disebarkan ke masyarakat. Siapa yang tidak mau benih, bibit terbaik yang kalian hasilkan? Semua mau jadi ini harus kita persiapkan. Kalian segera urus bibit yang cocok untuk dataran tinggi, rendah, bukit-bukit. Segera konsepsikan dalam satu bulan ini," tegas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Mentan juga meminta agar BPTP tidak hanya mengembangkan varietas unggul produk pertanian saja. Ke depan, BPTP juga harus mampu menjangkau market dan berorientasi bisnis dan meningkatkan kolaborasi baik dalam negeri maupun luar negeri. "Jadi sekarang BPTP harus berimprovisasi dan bekerja dengan cepat, cermat, dan komersial," terangnya.

Sebelumnya, Mentan meninjau BPTP Jatim. Dia juga Balittas guna meninjau dan menyaksikan proses pembuatan bibit tebu, stevia, dan tanaman lain sebagai sumber pemanis. Ke depannya, Balittas harus didorong untuk menghasilkan benih berkualitas sehingga terjadi peningkatan produksi hingga akselerasi ekspor.

"Karena itu, selain mendorong menghasil bibit tanaman pemanis dan serat, pelepasan varietasnya pun kita percepat. Tentunya kelas laboratoriumnya Balittas kita tingkatkan juga untuk melakukan pengujian dan standarisasi bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi," ucapnya.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan Kementan melahirkan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) sesuai Perpres Nomor 117 Tahun 2022 tentang Kementerian Pertanian pada 21 September 2022. BSIP merupakan rumah baru bagi warga Balitbangtan yang tidak berpindah ke BRIN.

"Di dalamnya bernaung lebih dari tiga ribu sumber daya manusia dan infrastruktur pendukungnya yang selama ini telah berperan penting menjadi mesin kinerja Kementan," kata Fadjry.

Pasar Ekspor

Kini, BSIP bertransformasi menjadi badan untuk menghasilkan penelitian dan produk pertanian yang memiliki standar dan sertifikat. Dengan begitu, daya tarik produk pertanian Indonesia makin meningkat dan mampu menjangkau bahkan memperluas pasar ekspor.

"Betapa penting produk Indonesia yang terstandar dan tersertifikasi. Ke depan, kita akan fokus mengembangkan produk di setiap daerah yang sesuai standar dan tersertifikasi sehingga tiap daerah punya kekuatan masing-masing di bidang pertanian," tutup Fadjry.

Baca Juga: