JAKARTA - Dalam rangka memberikan motivasi, semangat dan wawasan internasional kepada para taruna dan taruni Perguruan Tinggi di lingkungan sekolah dibawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub), maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) kembali menggelar General Lecture yang menghadirkan Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO), Mr. Kitack Lim, sebagai honorary speaker.

Dalam sambutan ketika membuka acara yang bertema "Current Situation of Maritime Transportation and its Challanges", Sekretaris Jenderal Kemenhub, Djoko Sasono mengatakan bahwa penyelenggaraan General Lecture ini merupakan salah satu strategi BPSDM Perhubungan untuk memberi nilai tambah bagi taruna/i agar siap bersaing dalam dunia kerja baik nasional dan internasional melalui peningkatan kualitas dan kompetensi yang link and match dengan kebutuhan industri global.

"Karena misi Kementerian Perhubungan adalah untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kualitas pada pelayanan transportasi yang andal, nyaman, efisien, aman dan berkelanjutan, maka perlu adanya upaya yang mendorong kaum muda terutama taruna/i transportasi untuk menciptakan inovasi yang dapat membantu mengubah kemungkinan menjadi peluang," kata Djoko dalam siaran pers, Kamis (22/7).

Melalui acara yang diselenggarakan secara virtual ini, tambahnya, para taruna/i dapat mempelajari tentang situasi transportasi laut global dan tantangannya. Oleh karena itu, menurut Djoko sistem transportasi laut yang ada perlu dikembangkan dan dikelola secara berkelanjutan, untuk itu sangat penting untuk memahami kebijakan transportasi laut global.

Untuk itu, kata Djoko, kehadiran Sesjen IMO merupakan kesempatan yang baik untuk dapat mengetahui bagaimana IMO telah membentuk dan mengelola sistem transportasi serta tantangan selama pandemi Covid-19. Djoko yakin dengan acara ini akan memotivasi dan menginspirasi semua peserta untuk menyadari pentingnya pertumbuhan industri maritim, dan Djoko juga berharap semoga ilmu dan wawasan para taruna/i dapat bertambah tentang sistem transportasi.

"Situasi saat ini telah memaksa kita untuk memikirkan kembali dan beradaptasi dengan kenyataan baru, bagaimana transportasi laut yang berada di garis terdepan dalam supply logistik dunia menghadapi pandemi COVID-19 khususnya pada kondisi kerja yang sulit di tengah ketidakpastian dan kesulitan di sekitar akses pelabuhan, re-supply, pergantian kru, dan lainnya," jelasnya.

Pada penyampaian materi, Kitack Lim menjelaskan bahwa IMO menyediakan sistem legal dan pedoman untuk memfasilitasi semua prosedur di pelabuhan yang terkait dengan aktivitas pelayaran dan menyediakan skema kerja sama teknis untuk negara-negara berkembang sehingga dapat memenuhi standar yang berlaku secara internasional.

"Jika saya melihat pelayaran internasional, saat ini shipping membawa lebih dari 80% volume perdagangan dunia. Jumlah pelaut sekitar 60.000 yang bergerak di seluruh dunia. Shipping menghubungkan negara dan benua, sehingga sangat penting untuk Global Supply Chain, dan penting bagi perdagangan global," jelasnya.

Kitack juga menyampaikan bahwa Pandemi COVID-19 memiliki dampak signifikan pada industri perkapalan dan pelaut. Pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh pemerintah di seluruh dunia telah menciptakan rintangan yang signifikan untuk pergantian awak.

"IMO telah melakukan intervensi dengan mendorong negara anggota sama-sama melihat pelaut sebagai pekerja kunci yang melakukan perjalanan antara kapal yang merupakan tempat kerja mereka dan negara tempat tinggal mereka," katanya.

Kitack juga menambahkan pentingnya pendidikan dan pelatihan terkait manajemen keselamatan perusahaan pelayaran serta keamanan siber, tentang peretasan pada sistem informasi yang berdampak besar terhadap pengoperasian kapal.

"Untuk mengatasi kejahatan siber, IMO telah memperkenalkan kode baru yang mulai 1 Januari 2021 mengharuskan pemilik dan manajer kapal untuk menilai risiko dunia maya dan menerapkan langkah-langkah yang relevan di semua fungsi sistem manajemen keselamatan mereka" tutupnya.

Baca Juga: