BPS proyeksi produksi beras di Jakarta 2024 turun 122,59 ton

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta memproyeksikan produksi beras di Jakarta pada 2024 mencapai 1.453,78 ton atau menurun sebesar 122,59 ton dibandingkan produksi beras pada 2023 sebesar 1.576,37 ton.

"Total produksi beras tahun 2024 ini diperkirakan mencapai 1.453,78 ton, dengan ini mengalami penurunan sebesar 7,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta, Nurul Hasanuddin dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Nurul merinci bahwa produksi padi di Provinsi DKI Jakarta sepanjang Januari-September 2024 sebesar 2.153,42 ton gabah kering giling (GKG), atau jika dikonversikan setara dengan 1.269,31 ton beras.

Produksi ini mengalami penurunan sebesar 13,47 persen atau sebanyak 335,10 ton GKG yang setara dengan 197,55 ton beras.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampling Area (KSA) pada September 2024, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2024 sekitar 312,96 ton GKG atau setara 184,47 ton.

Dengan demikian, total produksi padi sepanjang 2024 diperkirakan mencapai 2.466,37 ton GKG atau mengalami penurunan 7,77 persen setara 207,91 ton GKG.

Penurunan produksi ini dipicu oleh wilayah panen di DKI Jakarta yang hanya berasal dari tiga kabupaten/kota, yakni Jakarta Utara sebesar 2.129,16 ton GKG, kemudian Jakarta Timur 171,69 ton GKG dan Jakarta Barat 165,52 ton GKG.

"Dibandingkan tahun 2023, terjadi penurunan produksi padi di ketiga wilayah tersebut dengan besaran masing-masing Jakarta Utara 4,9 persen, Jakarta Timur 31,64 persen dan Jakarta Barat 10,21 persen," kata Nurul.

Produksi padi ini diperoleh berdasarkan luas panen padi tahun 2024 yang diperkirakan mencapai 513,27 hektare. Sementara itu, berdasarkan data dari Kementerian ATR/BPN, Jakarta hanya memiliki luas lahan baku sawah terkecil di Indonesia, yakni 414 hektare.

"Artinya, Jakarta mengalami panen lebih dari satu kali dalam satu tahun untuk kita potret dan ini sesungguhnya mengalami penurunan sebesar 29,66 hektare, dibandingkan tahun sebelumnya," kata Nurul.

Baca Juga: