Kemenkes melaporkan total kasus Covid- 19 subvarianbaru Omicron XBB dan XBB.1 di Indonesia sebanyak 12 orang.

JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization / EUA) vaksin IndoVac yang diproduksi BUMN Farmasi, PT Bio Farma untuk penggunaan dosis penguat atau booster.

"EUA vaksin booster Indo- Vac sudah saya setujui kemarin, Kamis (3/11), dan sudah bisa dikeluarkan," kata Kepala BPOM, Penny K Lukito, dalam konferensi pers Penerbitan EUA vaksin Primer InaVac, di Jakarta, Jumat (4/11). Dengan diterbitkannya EUA booster IndoVac, seluruh produk vaksin dosis penguat berplatform subunit protein itu sudah bisa digunakan masyarakat. Penny menambahkan, hasil evaluasi vaksin Inovac terhadap Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sudah memadai dalam memenuhi persyaratan.

Dengan pertimbangan aspek keamanan, efikasi, dan lainnya, vaksin Inavac dapat disetujui menstimulasi tubuh terhadap Covid-19 pada usia 18 tahun ke atas. "Dengan adanya EUA untuk InaVac diharapkan dapat menambah untuk memperluas vaksin primer dan booster," tandasnya. Ketua tim peneliti Vaksin Merah Unair, Fedik Abdul Rantam, mengatakan vaksin Merah Putih atau vaksin Inavac efektif mencegah infeksi virus Covid- 19 hingga varian terbaru, termasuk BA.5, BA.2.75, XBB, maupun XBC.

Telah Diuji

Vaksin tersebut juga telah diuji ampuh untuk mencegah infeksi varian Delta, yang notabene menjadi varian ganas di Indonesia. "Varian baru tidak seganas Delta oleh karena itu kami masih memegang teguh awal bahwa Delta ini luar biasa ganasnya, dan ternyata kita lakukan tracing dan reactivity netralisasi tes juga hasilnya baik vaksin kita ini," katanya. Dia memastikan, respons antibodi vaksin Inavac cukup konsisten. Vaksin tersebut tetap ampuh untuk mencegah subvarian terkini yang merupakan turunan Omicron.

"Kami percaya bahwa vaksin kita mempunyai kemampuan yang bagus untuk menetralisir akibat adanya infeksi mulai virus yang awal sampai pada varian yang baru," terangnya. Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, menyatakan kesiapan pihaknya memproduksi 20 juta dosis vaksin IndoVac, untuk tahap awal. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi. Selanjutnya, kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan.

Bio Farma telah memproduksi vaksin IndoVac untuk kebutuhan dalam dan luar negeri usai peluncuran Vaksin tersebut oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2022. Untuk kebutuhan dalam negeri, Bio Farma menyerahkan seluruh mekanismenya kepada Kementerian Kesehatan, berapa pun kebutuhannya, Bio Farma akan siap mendukung.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan total kasus Covid-19 subvarian baru Omicron XBB dan XBB.1 di Indonesia sebanyak 12 orang. "Dari 12 kasus ini, dua dari perjalanan luar negeri yaitu dari Singapura, dan 10 kasus transmisi lokal," ujar Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat. Meski subvarian baru itu cepat menular, dia mengatakan tidak terjadi peningkatan keparahan maupun kematian, tidak lebih parah dari infeksi varianvarian Covid-19 sebelumnya.

"Karakteristik varian XBB itu tingkat keparahannya tidak seberat dari varian sebelumnya. Angka kematian maupun hospitality tidak tinggi," tuturnya. Kendati demikian, Syahril mengingatkan masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan. Hingga saat ini, dia mengemukakan subvarian Omicron XBB telah teridentifikasi di 28 negara. "Ada 28 negara mengalami kenaikan dan melaporkan ada kasus XBB, kenaikan dikaitkan dengan XBB," katanya.

Baca Juga: