Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan pihaknya senantiasa mempromosikan pendekatan regulasi yang adaptif dan progresif guna melindungi kesehatan publik serta mendorong kemajuan ekonomi nasional melalui penguatan industri farmasi dan bioteknologi.

JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan pihaknya senantiasa mempromosikan pendekatan regulasi yang adaptif dan progresif guna melindungi kesehatan publik serta mendorong kemajuan ekonomi nasional melalui penguatan industri farmasi dan bioteknologi.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (3/11), Kepala BPOM, Taruna Ikrar mengatakan dalam memperkuat regulasi di sektor obat dan makanan, pihaknya juga melakukan transformasi digital melalui pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat proses evaluasi dan sertifikasi produk.

"Melalui digitalisasi, BPOM berupaya mengurangi hambatan birokrasi dan meningkatkan efisiensi, sehingga produk-produk farmasi dan biotek yang aman dan berkualitas dapat lebih cepat diakses oleh masyarakat," kata Taruna saat berbagi pengalaman inovasi regulasi pada Forum Kerja Sama Asia-AS-Eropa di Bali.

Menurutnya, upaya ini merupakan bagian dari strategi BPOM dalam mendukung target pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, dengan salah satu prioritasnya, yakni kemandirian dan inovasi di sektor kesehatan.

"Partisipasi BPOM dalam forum ini mempertegas komitmen Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam regulasi global dan inovasi di sektor kesehatan," kata dia.

Ia mengajak negara-negara lain untuk terus menguatkan kerja sama di bidang regulasi, khususnya dalam mempercepat akses terhadap obat-obatan esensial dan produk kesehatan berkualitas.

Taruna menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dengan lembaga-lembaga regulatori global seperti FDA AS, EMA Uni Eropa, dan WHO.

Dia menilai kolaborasi yang baik dapat memperkuat sistem regulasi nasional sekaligus mendorong standar keamanan dan mutu yang setara di berbagai negara. Selain itu, sinergi antarnegara sangat penting untuk mewujudkan tujuan bersama dalam mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam inovasi di sektor kesehatan, dan kami berkomitmen untuk memperkuat peran tersebut melalui regulasi yang mendukung tumbuh kembangnya industri farmasi dan bioteknologi lokal," katanya.

Adapun The 1st Asia-US-Europe Enterprise Cooperation and Development Forum yang diadakan pada Minggu di Bali mengumpulkan para pemimpin dunia, pakar industri, dan pembuat kebijakan dari Asia, Amerika Serikat, dan Eropa. Forum ini digelar dengan tujuan memperkuat kerja sama lintas benua dalam bidang ekonomi dan inovasi kesehatan.

Forum ini diselenggarakan oleh China Asia Economic Development Association (CAEDA) dan berfungsi sebagai platform penting untuk dialog lintas batas. Topik-topik yang dibahas dalam forum ini mencakup inovasi di bidang kesehatan, investasi dalam pengembangan terapi lanjutan, dan kemandirian farmasi di tingkat global.

Baca Juga: