SURABAYA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dilaporkan melakukan pengecekan terhadap setiap batch produk vaksin Inavac, yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Wakil Rektor Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, menyampaikan bahwa Unair telah mengirimkan 1.225.000 dosis vaksin Inavac kepada Kementerian Kesehatan yang siap digunakan untuk masyarakat dewasa.
"Sekarang setiap batch produk vaksin itu dicek oleh BPOM, walau sudah mendapat EUA (Emergency Use Authorization) bukan berarti langsung dikirim. Tapi dicek lagi supaya tidak terjadi residu yang tidak diinginkan, aman, kemudian dikirim," katanya pada acara pameran arsip pandemi Covid-19 di Balai Pemuda Alun-Alun Surabaya, Selasa (3/1).
Nyoman menambahkan, vaksin Inavac telah siap dikirim ke 34 provinsi. Ia berharap Jawa Timur mendapatkan sebagian dosis vaksin tersebut.
Vaksin Inavac dikembangkan menggunakan metode inactivated virus. Metode ini menggunakan virus yang telah dimodifikasi atau dinonaktifkan sehingga virus tidak dapat memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit.
Dalam proses pembuatan vaksin ini BPOM turut melakukan pendampingan mulai dari tahap uji pra-klinis, tahap uji klinis ke-1 sampai ke-3. EUA dikeluarkan oleh lembaga terkait di suatu negara dalam kondisi gawat darurat yang mengancam kesehatan masyarakat. Saat ini, vaksin Inavac digunakan sebagai pencegahan Covid-19 yang dapat diberikan pada individu usia 18 tahun ke atas.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Unair, Koko Srimulyo, berharap bahwa ada museum Covid-19 di indonesia untuk mengumpulkan serta menyimpan dokumentasi penanganan Covid-19 di Indonesia yang lebih baik.
Dia menejelaskan bahwa pameran arsip Covid-19 tersebut merupakan pemantik Unair untuk membangun museum tentang Covid.
"Karena di Indonesia belum ada museum tentang Covid. Barangkali ide museum tentang Covid ini pertama kali di Indonesia. Mestinya, seperti ini itu museum tentang Covid-19 akan dibuat oleh pemerintah Indonesia," katanya.