JAKARTA - Kunjungan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, ke Vatikan dan bertemu dengan Paus Fransiskus adalah bagian dari diplomasi Pancasila. Kunjungan ini bagian dari komitmen Indonesia mempromosikan dan mendorong aktualisasi nilai-nilai Pancasila untuk mencapai keharmonisan melalui dialog lintas iman dan antarbudaya.

Demikian dikatakan Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Aris Heru Utomo, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/12).

"Sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP, kunjungan (Megawati) tersebut dapat pula dimaknai sebagai upaya diplomasi Pancasila, mengenalkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila yang mengandung nilai-nilai universal secara lebih luas di forum internasional," ucap Aris.

Seperti dikutip dari Antara, perwujudan komitmen Indonesia dalam diplomasi Pancasila telah dilakukan sejak lama. Pemerintah Indonesia juga telah membawa dialog lintas iman dan antarbudaya ke semua tingkatan serta menjadikannya sebagai salah satu fitur utama kebijakan luar negeri.

"Sejak awal tahun 2000-an, ketika Megawati menjabat sebagai Presiden ke-5 RI di tahun 2001-2004, diplomasi mengelola keragaman dan mempromosikan toleransi telah dilakukan pemerintah Indonesia," jelasnya.

Bersikap Moderat

Aris mencontohkan saat peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat, yang melahirkan pandangan tidak bersahabat dari Barat terhadap negara Muslim, Indonesia justru dipandang sebagai negara yang dapat diterima karena bersikap moderat.

Pandangan positif tersebut, sambung dia, merupakan modal dasar bagi Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama untuk menyelenggarakan dialog lintas iman dan antarbudaya sejak tahun 2004.

"Indonesia membawa agenda ini secara internasional dalam rangka kerja sama bilateral regional dan global. Saat ini, inisiatif diplomasi Indonesia tersebut terus berjalan setiap tahunnya," kata Aris.

Diketahui, Megawati berkunjung ke Vatikan dan melakukan audiensi dengan Kepala Negara Vatikan dan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, di Istana Kepausan, Vatikan, Roma, Italia, Senin pagi (18/12), waktu setempat.

Dalam kunjungan tersebut, Megawati hadir dalam kapasitasnya sebagai salah satu anggota dewan juri Zayed Award for Human Fraternity 2024. Ia didampingi oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia,Yasona Laoly.

Zayed Award for Human Fraternity sendiri merupakan penghargaan yang diberikan sejak tahun 2019, menyusul ditandatanganinya dokumen persaudaraan kemanusiaan oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Ahmad Al-Tayeb.

Megawati bersama sejumlah tokoh dunia kembali menggelar rapat dalam penjurian Zayed Award untuk Persaudaraan Manusia. Rapat Zayed Award for Human Fraternity 2024 tersebut kembali di gelar di Hotel de Russie, Roma, Italia, Selasa pagi waktu setempat.

"Itulah kerja kami selama beberapa hari ini dan sampai tadi sudah selesai, dan karena sudah begitu peraturannya, maka kami tidak diperkenankan untuk mengatakan siapa yang sudah ternominasi, karena tentu yang berhak untuk itu Sri Paus dan Imam Besar Al Azhar," kata Megawati saat memberikan pernyataan pers.

Baca Juga: