TANGERANG - Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit di Kota Tangerang, Banten turun dari 80 persen menjadi 72 persen selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 3 Juli 2021.

"BOR RS mengalami penurunan selama penerapan PPKM. Ini hasil evaluasi yang telah dilaksanakan terkait penanganan Covid-19. Kini Kota Tangerang masih berada di PPKM level 4," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dalam keterangannya di Tangerang, kemarin.

Kendati demikian, lanjut Wali Kota, ia mengimbau kepada jajaran Pemkot Tangerang untuk tidak mengurangi kewaspadaan masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan. "Antisipasi agar masyarakat tidak salah kaprah dalam mendefinisikan penyesuaian yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kita harus tetap disiplin dan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Terkait PPKM Level 4, Wali Kota mengatakan telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala OPD dan lurah/camat mengenai aturan yang berlaku untuk dijalankan di lapangan.

Ia meminta seluruh pihak bahu-membahu untuk menurunkan status level PPKM dari level empat menjadi level tiga, bahkan dua. Hal ini tentunya perlu kerja sama semua pihak dengan saling peduli dan mengingatkan. "Semoga dalam satu pekan ke depan bisa turun," katanya.

Kepala Bagian Protokol dan Pimpinan Pemkot Tangerang Buceu Gartina mengatakan ketersediaan tempat perawatan Covid-19 di Kota Tangerang ada 2.140 tempat tidur.

Rinciannya, 1.834 tempat tidur isolasi di 32 Rumah Sakit, 171 tempat tidur ICU di 32 Rumah Sakit dan 434 tempat tidur di delapan RIT. "Dari total 4.707 tempat tidur penanganan Covid-19 di Banten, 50 persennya atau 2.140 bed berada di Kota Tangerang," ujarnya.

Gunakan Gawai

Pemkot Kota Tangerang juga melakukan uji coba mekanisme baru vaksinasi bagi pelajar usia 12 hingga 17 tahun dengan menggunakan aplikasi yang dapat diakses melalui gawai.

"Secara teknis siswa yang datang melakukan pendaftaran melalui handphone masing-masing untuk mendapatkan QR code yang nantinya ditunjukkan kepada petugas. Untuk yang tidak membawa handphone akan dibantu oleh petugas di lokasi untuk proses pendaftarannya dan akan diberi kartu vaksinasi," kata Arief.

Secara garis besar, lanjut Wali Kota, mekanisme baru yang sedang diuji coba dirasa akan membantu dalam percepatan vaksinasi yang dilakukan setiap harinya mengingat proses pendataan, skrining hingga input data ke sistem P- Care Kemenkes tidak lagi dilakukan secara manual.

Baca Juga: