Fokus dalam upaya peningkatan pendapatan orang miskin melalui usaha ekonomi produktif, kelompok usaha bersama dan pembinaan UMKM.

BOGOR - Program penanggulangan kemiskinan terus dioptimalkan Pemkab Bogor demi meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) daerah. Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Endik Supiani, Kamis (29/6), akan mengedepankan tiga pendekatan dalam berupaya menurunkan angka kemiskinan.

Pertama, menurunkan beban hidup kebutuhan biaya kesehatan melalui bantuan pengobatan dalam program Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kedua, pemberian bantuan biaya pendidikan lewat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan program Bogor Cerdas.

Ketiga, kata dia, memberikan bantuan perbaikan rumah rusak menjadi layak huni dalam melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)."Pendekatan penanggulangan kemiskinan ini terus kami lakukan melalui pengurangan beban hidup," jelas Endik.

Dia menyebutkan Pemerintah Kabupaten Bogor juga fokus dalam upaya peningkatan pendapatan orang miskin melalui usaha ekonomi produktif, kelompok usaha bersama dan pembinaan UMKM. Menurutnya, untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, penanganan dilakukan secara sinergi dan kolaborasi.

Semua terlibat mulai dari Dinas Sosial, DP3AP2KB, dan Disnaker untuk memutus mata rantai kemiskinan.

"Tdak hanya sumber daya manusianya, tapi juga meningkatkan kualitas pendidikannya," paparnya.

Menurut dia, bukti keseriusan Pemkab Bogor dalam menanggulangi kemiskinan, selain melalui alokasi anggaran yang besar, juga dengan pola pendekatan yang dilakukan secara masif dan komprehensif. Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika (PIKP Diskominfo) Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan, menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor kini di angka 5,20 persen.

Sebelumnya, sempat anjlok di angka minus 1,77 persen akibat pandemi tahun 2020 dan kembali naik tahun 2021 menjadi 3,55 persen. Kemudian, angka pengangguran juga tercatat menurun. Dari 14,29 persen tahun 2020 menjadi 12,22 persen tahun 2021. Angka tersebut turun lagi menjadi 10,64 persen pada akhir tahun 2022.

Daya beli masyarakat Kabupaten Bogor juga naik dua tahun terakhir. Pada tahun 2020 sebesar 10,31 juta per tahun per orang. Angka ini menjadi 10,41 juta per tahun per orang pada tahun 2021. Kemudian, meningkat lagi menjadi 10,86 juta per tahun per orang. Iwan menjelaskan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat membuat tingkat kemiskinan Bogor menurun. Angkanya, dari 8,13 persen pada tahun 2021 menjadi 7,73 persen pada akhir 2022.

Baca Juga: