BOGOR - Upaya mitigasi bencana untuk menghadapi ancaman megathrust di Bogor, dijalankan secara pentahelix. "Kolaborasi pentahelix ini dipupuk melalui Tangguh Festival Tahun 2024 yang berlangsung di halaman kantor BPBD Kabupaten Bogor," tutur Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bogor, Zainal Ashari, di Cibinong, Senin (28/10).

"Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap berbagai potensi bencana yang dapat terjadi di wilayah Kabupaten Bogor," ungkap Zainal.

Pendekatan kolaborasi pentahelix dalam pengurangan risiko bencana melibatkan lima sektor utama. Mereka adalah pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, serta media massa.

Kepada pentahelix ditawarkan menawarkan kerangka kerja komprehensif guna memperkuat ketahanan masyarakat terhadap ancaman alam. "Tangguh Festival merupakan upaya konkret untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mengurangi risiko bencana," tandasnya.

Upaya meminimalkan bencana ditempuh melalui berbagai kegiatan yang menarik dan edukatif.

"Kami ingin menanamkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan," ujarnya.

Zainal menyebutkan, Kabupaten Bogor memiliki ancaman megathrust yang lebih kuat dari guncangan gempa. Maka, ancaman gempa tersebut dinilai dapat menimbulkan kerusakan struktur rumah dan bangunan sebagaimana potensi gempa lainnya yang cukup tinggi.

Sesar Baribis

Selain megathrust, Kabupaten Bogor juga terancam oleh sesar aktif yakni sesar Cimandiri, sesar Lembang.

Lalu, yang paling panjang adalah sesar Baribis. Sesar Baribis membentang dari Tangerang melewati Depok dan Kabupaten Bogor hingga ke Majalengka.

Menurutnya, jika sesar Baribis terjadi gempa besar akan berdampak di wilayah Kabupaten Bogor.

Dengan memahami potensi risiko dan mengintegrasikan upaya mitigasi yang komprehensif, diharapkan dapat mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi.

Pemerintah Kabupaten Bogormelindungi populasi dan menjaga keberlanjutan pembangunan di tengah tantangan geologis yang dihadapi. Dengan demikian, dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalkan.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor Ade Hasrat menerangkan Kabupaten Bogor memiliki potensi bencana alam dampak dari sesar Baribis yang merupakan sebuah patahan bumi terpanjang di pulau Jawa.

Sesar ini aktif bergerak di 5 mm setiap tahun dan pada tahun 1943 pernah terjadi gempa di atas 7.0 SR serta menyebabkan korban dan segala infrastruktur rusak.

"Ancaman ini merupakan sebuah ancaman yang nyata, oleh karena itu kami dari BPBD Pemerintah Kabupaten Bogor bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FRB) menggugah kesadaran bahwa sungguh kita harus bergerak mempersiapkan diri apabila terjadi bencana, itu tujuan utama diadakannya festival ini," kata Ade Hasrat. wid/Ant/G-1

Baca Juga: