Pemecahan saham perlu dilakukan Bank Mandiri untuk meningkatkan kepemilikan investor ritel.

JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengajukan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1 : 2 guna memperbanyak investor ritel dan memperdalam transaksi saham setiap harinya.

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan pemecahan saham BMRI dilakukan dengan menghitung nilai nominal saham dari 500 rupiah menjadi 250 rupiah, sedangkan pada penutupan perdagangan Senin (21/8) di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BMRI berada di level 13.200 rupiah per lembar saham.

"Bank Mandiri akan melakukan stock split yang tadinya 500 rupiah per lembar saham menjadi 250 rupiah per lembar saham. Jadi, yang tadinya 2,333 miliar lembar saham menjadi 4,666 lembar saham," kata Kartika seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Jakarta, Senin.

Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan pemecahan saham perlu dilakukan untuk meningkatkan kepemilikan investor ritel. Saat ini, kepemilikan saham di Bank Mandiri yang berasal dari investor luar negeri cukup tinggi. Dengan harga saham yang lebih murah maka portofolio investor ritel domestik di BMRI akan meningkat.

"Jadi, kita harapkan investor ritel diharapkan lebih masuk. Jadi, nanti transaksi harian kita lebih banyak juga dari investor ritel domestik," ujar dia. Dengan dilakukan stock split tersebut, Tiko berharap harga saham BMRI bisa semakin terjangkau, utamanya untuk investor ritel dalam negeri. Pasalnya, selama ini sekitar 80 persen saham publik BMRI dimiliki investor asing.

"List di Bank Mandiri terakhir 80 persen institusi fund dari luar negeri. Kami ingin harga lebih murah dan terjangkau, bagi ritel domestik bisa masuk kembali dan ikut meramaikan perdagangan saham Bank Mandiri dan likuiditas Bank Mandiri bisa membaik," kata Tiko. Pemecahan saham BMRI dimulai September dan diharapkan dapat diperdagangkan aktif pada November 2017 mendatang di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Stock split juga dilakukan perseroan dengan memperhatikan kondisi pasar. Stock split dalam pengertian yang sederhana artinya adalah pemecahan nilai saham. Tujuan pemecahan saham ini untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar saham agar menjadi lebih murah.

Walaupun jumlah lembar sahamnya bertambah, tapi stock split tidak akan mengubah jumlah modal yang disetor. Secara psikologi, mayoritas investor akan tertarik untuk membeli saham yang harganya murah. Jika harga saham sudah terlalu mahal, traksaksi akan menjadi sepi. Oleh karena itu dilakukan stock split.

Sebuah perusahaan publik (emiten) melakukan stock split dengan tujuan agar transaksinya menjadi ramai kembali. Jika sebuah saham ramai ditransaksikan, perusahaan itu tetap bisa likuid. Stock split juga dilakukan dengan tujuan untuk menarik investor lebih banyak, terutama investor ritel.

Biasanya, perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang berfundamental bagus, tapi harga sahamnya sudah tinggi. Contohnya, beberapa tahun lalu PT Astra International Tbk (ASII) yang sempat menyentuh level 80.000 rupiah per lembar saham menjadi kurang likuid lagi, maka dilakukan split 1:10.

Pergantian Komisaris

Dalam RUPSLB, pemegang saham juga mengangkat Hartadi A Sarwono sebagai Komisaris Utama perseroan, menggantikan Wimboh Santoso yang telah terpilih menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022.

Seain itu, RUPSLB juga menunjuk R Widyopramono, seorang mantan jaksa senior, sebagai Komisaris. Adapun Darmawan Junaidi diangkat menjadi Direktur Treasuri menggantikan Pahala Mansury. Hingga Juni 2017, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 11,6 persen atau menjadi 682 triliun rupiah.

Ekspansi tersebut selanjutnya mendorong Bank Mandiri mempertahankan reputasi bank beraset terbesar di Indonesia dengan capaian sebesar 1.067,4 triliun rupiah pada akhir Juni 2017, naik 33,7 persen dari periode yang sama tahun lalu. Laba bersih Mandiri hingga Juni 2017 sebesar 9,5 triliun rupiah.

Ant/AR-2

Baca Juga: