JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta pihak terkait mewaspadai bibit siklon tropis di utara Papua yang telah berkembang menjadi siklon tropis Surigae (94W), yang bergerak ke arah Barat Laut.
"Akibatnya, saat ini terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah Utara Sulawesi dan sekitarnya berkisar 8-20 knot," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam siaran pers, Rabu (14/4).
BMKG memperkirakan, siklon atau badai tropis ini akan berkembang menjadi badai tropis kuat (STS) bahkan topan alias typhoon (TY) pada 16 April 2021. Saat ini, BMKG terus memantau perkembangan siklon tropis Surigae tersebut.
Dwikorita mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dengan potensi angin kencang, hujan lebat, dan dampak lanjutannya, seperti banjir bandang, serta tanah longsor.
BMKG memonitor adanya bibit siklon Tropis 94W yang mulai tumbuh di wilayah Samudera Pasifik sebelah utara Papua pada Senin (12/4).
Melalui citra satelit Himawari-8, bibit siklon tropis yang terdeteksi di -5.8 LU-141.1 BT itu menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif yang persisten dan cukup signifikan di sekitar sistem dalam enam jam terakhir.
Area dengan kecepatan angin maksimum (15-20 knot) terkonsentrasi di kuadran utara dan selatan dari pusat sistem. Adapun tekanan minimum bibit siklon Tropis 94W mencapai 1007 hPa dan dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knot atau 37 km/jam.
Dampak Tidak Langsung
Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan dampak tidak langsung siklon tropis ini mengakibatkan kecepatan angin di utara Sulawesi dan sekitarnya akan terus meningkat secara bertahap, hingga puncaknya pada 18 April 2021.
Selain itu, hujan akan turun dengan intensitas ringan hingga sedang dan berpotensi hujan lebat untuk sepekan ke depan. Ini akibat dampak tidak langsung wilayah yang berdekatan dengan posisi siklon tropis.
"Sedangkan tinggi gelombang laut akan mengalami peningkatan hingga puncaknya pada 18 April 2021. Gelombang ini bahkan dapat mencapai kategori sangat tinggi (4-6 meter) di wilayah Perairan Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud, serta Laut Maluku bagian utara," ungkapnya.
"Dalam 24 jam ke depan memberikan dampak tidak langsung berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," jelas Guswanto melalui keterangan tertulis.
Wilayah yang berpotensi terdampak bibit siklon Tropis 94W, meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Dalam hal ini, Guswanto menekankan bahwa wilayah dengan level "waspada" untuk potensi banjir/bandang dua hari ke depan berdasarkan prakiraan berbasis dampak adalah; Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
n ruf/Ant/P-4