Gempa bumi berkekuatan 6,1 SR dengan pusat gempa di laut berjarak 43 km barat daya Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Selasa (23/1) pukul 13.34 WIB, itu telah mengejutkan masyarakat. Gempa tersebut menimbulkan korban luka-luka dan kerusakan bangunan.
Sayangnya, saat terjadi bencana sering kali dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyebar berita bohong (hoax) tentang bencana itu.
Keberadaan hoax ini sering kali membuat masyarakat yang sedang panik menjadi semakin kacau. Kondisi ini menjadi perhatian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Untuk mengupas tentang hoax bencana itu, berikut wawancara Koran Jakarta dengan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.
Hari kedua setelah gempa utama, terjadi 46 kali gempa susulan, bagaimana penjelasan BMKG terkait hal ini?
Gempa susulan adalah suatu fenomena alam yang lazim terjadi, menyusul setelah ada gempa utama. Karena ketika energi dilepas, energi gempa tidak langsung habis. Kekuatan gempa utama biasanya lebih kuat dari gempa susulannya, terus melemah sampai pada posisi tenang.
Saat gempa terjadi, banyak sekali bermunculan hoax, bagaimana BMKG mengantisipasi ini?
Itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa begitu ada gempa, dalam waktu lima menit itu, kami (BMKG) segera on air melalui berbagai media. Memberikan informasi, baik melalui media sosial, televisi, radio tentang apa yang sesungguhnya sedang terjadi.
Bahkan, kami menugaskan staf BMKG siaga memberikan berbagai informasi, dan semua itu kami kawal paling tidak sampai 24 jam setelah kejadian. Kami berpacu dengan hoax. Kami akan mendahului hoax, kami tangkis semua hoax yang beredar.
Apakah ada semacam tindakan serius yang dilakukan terhadap para penyebar hoax?
Kami segera melaporkan ke pihak berwajib agar ada tindakan yang tegas. Polisi memiliki instrumen untuk menangkap pembuat dan penyebar hoax itu. Hoax semacam ini hampir terjadi di semua negara. Yang terpenting, bagaimana BMKG tidak hanya memitigasi bencana, namun juga memitigasi hoax bencana.
Media apa saja yang BMKG gunakan untuk menangkis hoax?
Pertama, kami mengimbau masyarakat mencari sumber yang tepercaya, terutama untuk gempa ini tanggung jawab BMKG untuk memberikan informasi gempa. Kami menggunakan berbagai media, seperti layanan aplikasi di Android, bisa diunduh di Play Store, ada namanya Info BMKG.
Tidak hanya berisi informasi terkini tentang gempa, namun tsunami, cuaca harian, dan cuaca ekstrem.
Aplikasi itu dapat dijadikan sebagai pegangan masyarakat apabila banyak hoax. Kami juga mengimbau masyarakat yang memiliki sosial media agar berteman dengan akun-akun BMKG, baik di Twitter BMKG, atau Facebook BMKG, juga melalui hotline. Itu paling mudah.
Bagaimana imbauan untuk masyarakat?
Sebagai masyarakat yang tinggal di negara rawan bencana, maka kita harus pandai mengamati lingkungan sekitar kita. Apakah tempat tinggal kita konstruksinya sudah tahan gempa.
Lalu, kalau di tempat umum waspada, harus berlindung di mana jika terjadi gempa, pelajari jalur evakuasinya di mana. Pengelola gedung juga harus menyiapkan itu. citra larasati /P-4