BMKG memprakirakan musim kemarau mulai berlangsung pada April 2023. Warga NTT diimbau agar lebih siap menghadapi dampak kemarau.

KUPANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau berbagai elemen warga di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar lebih siap mengantisipasi dampak musim kemarau yang diprakirakan mulai berlangsung pada April 2023.

"Seluruh elemen warga baik pemerintah serta masyarakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Sabtu (1/4).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan prakiraan musim kemarau di NTT dan bagaimana mengantisipasi dampaknya.

Rahmattulloh menjelaskan, dari total 28 zona musim (zom) di NTT, kata dia, sebanyak 27 zom atau 96,4 persen diprakirakan akan mengawali musim kemarau bulan April 2023. Sedangkan untuk 1 zon mengalami awal kemarau pada Mei.

Musim kemarau pada tahun 2023, kata dia, umumnya akan tiba lebih awal dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim kemarau 2023 diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.

Rahmattulloh mengatakan, wilayah mengalami sifat musim kemarau bawah normal, diprediksi mengalami peningkatan resiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih.

Pemerintah daerah di NTT, kata dia, perlu lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

Ia berharap, informasi prakiraan musim kemarau 2023 ini sebagai bentuk peringatan dini untuk dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan dalam aksi dini.

"Dengan demikian, upaya pencegahan dapat terus diprioritaskan dengan tetap adanya penanggulangan bila bencana tetap terjadi," katanya.

Baca Juga: