Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah potensi badai dahsyat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerangkan istilah badai dahsyat kurang tepat digunakan mengingat terminologi 'badai' lebih terkait dengan Siklon Tropis dengan pusaran kencang yang disertai hujan lebat.

Menurutnya, fenomena cuaca yang akan terjadi di wilayah Jabodetabek pada periode akhir tahun adalah hujan ekstrem dan bukan badai.

Dwikorita sendiri mengemukakan BMKG sudah mengungkap prediksi cuaca buruk periode Natal dan Tahun Baru 2023 itu pada 21 Desember.

"Hujan ekstrem itu tidak harus berupa badai dan hujan ekstrim itu tadi diprediksi dimulai. Mulai jadi tren yang sudah terlihat, ya sudah terlihat sejak 21 Desember dan trennya ini semakin meningkat di 29 [Desember]. Jadi itu hujan lebat bukan pusaran," tuturnya.

Diketahui sebelumnya, Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memprediksi hujan ekstrem dan badai dahsyat akan melanda kawasan Jabodetabek khususnya Tangerang pada Rabu (28/12).

Pada kesempatan yang sama, Dwikorita pun menjelaskan meningkatnya curah hujan itu dipicu beberapa faktor.

Pertama, penguatan intensitas Monsun atau Monsoon Asia dalam beberapa hari terakhir. Sebagai informasi, Monsoon Asia merupakan pergeseran pola angin musiman yang signifikan di sejumlah wilayah yang mencakup anak benua India, Asia Tenggara, dan Tiongkok.

Fenomena ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.

Kedua, fenomena seruakan dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan. Seruakan dingin ini juga berpotensi meningkatkan keberadaan awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Ketiga, fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara intensif. Ketiga fenomena itulah yang menurut Dwikorita dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif di wilayah Indonesia bagian barat tengah dan selatan.

Dwikorita juga menjelaskan potensi cuaca buruk sedang terjadi di wilayah Jawa Tengah dan Laut Jawa yang berkembang hingga Jawa Timur.

Sementara Jawa Barat atau Jabodetabek pada tanggal 28 Desember masih cenderung kondusif.

"Jawa Barat atau Jabodetabek itu 28 Desember itu masih hijau ya ringan sampai sedang begitu," ujarnya.

Meski demikian, ia menuturkan BMKG tengah bekerja sama dengan BRIN untuk melakukan modifikasi cuaca agar awan hujan yang berpotensi membawa cuaca ekstrem di daratan bisa turun di lautan.

"Jadi Insyaallah menurut prediksi ini justru Jawa Barat, Jabodetabek sampai 28 Desember insyaallah masih bisa terkendali masih relatif aman hanya mulai 29 [Desember] itu mulai diwaspadai menurut prediksi kami," jelasnya.

Baca Juga: