Menlu Blinken kembali menegaskan komitmen AS untuk membela sekutunya, Filipina, termasuk dari ancaman serangan bersenjata di LTS.

MANILA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan bahwa AS memegang teguh komitmennya yang kuat untuk membela sekutu lamanya, Filipina, dari serangan bersenjata di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Kunjungan Blinken ke Manila adalah bagian dari tur singkat Asia untuk memperkuat dukungan AS terhadap sekutu regional yang melawan Tiongkok yang mengklaim hampir seluruh wilayah LTS dan mengesampingkan klaim-klaim yang bersaing dari beberapa negara Asia tenggara termasuk Filipina, serta keputusan internasional yang menyatakan klaimnya itu tidak berdasar.

Janji Blinken itu menyusul insiden baru-baru ini yang melibatkan kapal Filipina dan Tiongkok di dekat terumbu karang yang disengketakan di lepas pantai negara Asia tenggara tersebut, termasuk tabrakan.

"Jalur air ini penting bagi Filipina, bagi keamanannya, bagi perekonomiannya, namun juga penting bagi kepentingan kawasan, AS, dan dunia," kata Menlu Blinken pada konferensi pers bersama mitranya dari Filipina, Enrique Manalo, pada Selasa (19/3).

"Itulah sebabnya kami mendukung Filipina dan memegang teguh komitmen pertahanan kami yang kuat, termasuk berdasarkan perjanjian pertahanan bersama," imbuh Menlu AS itu.

Kunjungan Blinken dilakukan menjelang pertemuan trilateral di Washington DC bulan depan antara Presiden AS, Joe Biden, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.

Saat mengumumkan pertemuan puncak tiga pihak dengan sekutu Asia-Pasifik, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan para pemimpin itu akan mendorong visi bersama untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Para pejabat tinggi AS telah berulang kali mengatakan bahwa serangan bersenjata terhadap kapal-kapal publik, pesawat terbang, angkatan bersenjata, dan penjaga pantai Filipina, akan disikapi dengan mengacu pada perjanjian pertahanan bersama AS-Filipina tahun 1951 yang mewajibkan Washington DC untuk membela sekutunya.

Pernyataan Marcos Jr

Hubungan antara Washington DC dan Manila sempat bermasalah di bawah kepemimpinan mantan Presiden Rodrigo Duterte, yang lebih condong mendekat kepada Tiongkok. Namun, sejak Marcos mengambil alih kekuasaan, ia berupaya memperdalam kerja sama dengan AS dan negara-negara tetangga di kawasan, sambil melawan agresi Tiongkok terhadap kapal-kapal Filipina di LTS.

Dalam sebuah sesi wawancara denganBloombergdi Istana Malacanang di Manila pada 19 Maret lalu, Presiden Marcos Jr mengatakan ancaman terhadap negaranya akibat klaim luas Tiongkok di LTS semakin meningkat, namun ia berpendapat bahwa upaya pemerintahnya untuk menegaskan kedaulatan atas wilayah yang disengketakan tidak dimaksudkan untuk memulai konflik.

"Kami mencoba untuk menjaga keseimbangan," kata Marcos Jr. "Tantangannya adalah karena ancaman semakin besar, kita harus berbuat lebih banyak untuk mempertahankan wilayah kita," imbuh Presiden Filipina itu. AFP/ST/Bloomberg/I-1

Baca Juga: