WASHINGTON - Amerika Serikat menangguhkan beberapa program bantuan kepada pemerintah Niger, kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Jumat (4/8), satu minggu setelah presiden negara itu digulingkan dalam sebuah kudeta.

"Pemerintah AS menghentikan program bantuan asing tertentu yang menguntungkan pemerintah Niger," kata Blinken dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan perincian tentang program tersebut.

Namun, "bantuan kemanusiaan dan makanan yang menyelamatkan jiwa akan terus berlanjut" dan AS akan tetap melakukan operasi diplomatik dan keamanan untuk melindungi personelnya di negara tersebut.

Langkah itu dilakukan ketika blok regional Afrika Barat mengatakan para panglima militernya telah menyetujui rencana kemungkinan melakukan intervensi di Niger, termasuk menggunakan kekuatan.

Presiden Mohamed Bazoum, dalam sebuah kolom di The Washington Post yang diterbitkan Kamis (3/8), meminta Washington dan komunitas internasional untuk memulihkan tatanan politik Niger. Ia memperingatkan, jika upaya kudeta berhasil, "maka akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi negara kita, wilayah kita, dan negara kita. seluruh dunia."

Niger memainkan peran penting dalam strategi Barat untuk memerangi pemberontakan jihadis yang melanda Sahel sejak 2012. Amerika Serikat menempatkan sekitar 1.000 tentara di negara tersebut.

"Seperti yang telah kami perjelas sejak awal situasi ini, pemberian bantuan AS kepada pemerintah Niger bergantung pada pemerintahan yang demokratis dan penghormatan terhadap tatanan konstitusional," kata Blinken.

"Kami tetap berkomitmen mendukung rakyat Niger membantu mereka melestarikan demokrasi yang mereka peroleh dengan susah payah dan kami mengulangi seruan kami untuk segera memulihkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis di Niger."

Baca Juga: