Pemerintah mempermudah warga yang ingin membuat kartu identitas penduduk, apalagi saat ini persediaan blangko relatif cukup sehingga tidak perlu antre lagi.
JAKARTA - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh menegaskan bahwa blangko e-KTP mencukupi. Bahkan, banyak yang sudah didistribusikan ke daerah. Karena itu, ia minta warga yang telah merekam data dan e-KTPnya belum tercetak, segera menghubungi dinas kependudukan setempat.
"Stok blangko e-KTP dalam keadaan yang cukup dan telah terdistribusi. Masyarakat yang e-KTPnya belum tercetak saya minta segera menghubungi Dinas Dukcapil setempat. Segera menghubungi Dinas Dukcapil. Jangan hanya ke kecamatan saja," ujarnya.
Kenapa warga diminta untuk menghubungi kantor Dinas Dukcapil, sebab kata Zudan, banyak kecamatan di Indonesia belum memiliki printer untuk mencetak e-KTP. Ini yang membuat pencetakan sedikit terhambat. Karenanya ia minta warga proaktif datang ke Dinas Dukcapil.
"Jangan hanya di kecamatan," katanya.
Jadi, kata dia, masyarakat juga mesti pro aktif membangun kesadaran administrasi kependudukan. Apalagi sekarang layanan kependudukan kian dipermudah dengan berbagai inovasi yang telah dibuat.
Misalnya, untuk membuat e-KTP, Kartu Keluarga (KK) atau pindah penduduk tidak perlu lagi surat pengantar dari RT atau RW. Ini karena data sudah terkoneksi secara nasional. Pun, untuk urusan pembuatan akta kelahiran. Makin mudah dan cepat.
"Misalnya yang lahir atau meninggal di rumah sakit untuk mengurus akta kelahiran dan akta kematian juga tidak perlu pengantar RT atau RW. Cukup surat keterangan dari rumah sakit, kecuali yang lahir atau meninggal di rumah," ujarnya.
Dalam kesempatan itu juga Zudan menekankan pentingnya kerja gotong royong. Sistem kerja gotong royong ini diperlukan untuk menjawab keterbatasan dalam menuntaskan target pencetakan e- KTP.
Sebab dari laporan yang ada, dan dari kunjungannya ke berbagai daerah, permasalahan pencetakan e-KTP, kerap terhambat oleh masalah teknis. Misalnya karena keterbatasan alat pencetakan berupa printer e-KTP. Karenanya, daerah yang memiliki printer berlebih ia minta bisa membantu daerah yang masih kekurangan alat.
"Saya imbau untuk alat jika memang bila belum bisa membeli lewat APBD, bisa meminjam ke daerah lain. Ini dimungkinkan karena alat pencetakan e-KTP itu seragam secara nasional. Mulai dari daerah barat Indonesia hingga daerah paling timur Indonesia, semuanya memakai alat yang sama, printernya sama, blangkonya pun sama," tuturnya.
Pola Gotong Royong
Oleh karena itu, bagi daerah- daerah yang pencetakan e-KTPnya sudah selesai, misalnya ia contohkan Kabupaten Tanah Bumbu. Pihak Dinas Dukcapil Tanah Bumbu bisa meminjamkan printernya untuk digunakan di daerah lainnya, seperti Kota Banjarmasin yang printernya kurang tapi penduduknya banyak. Dengan pola kerja gotong royong seperti inilah diharapkan target pencetakan di semua daerah bisa diwujudkan.
"Kami sendiri dari Dukcapil pusat, juga telah memberikan bantuan ke seluruh Dinas Dukcapil di Indonesia. Hanya saja bantuan tersebut tidak boleh untuk pengadaan sik seperti pembelian alat. Bantuan itu bolehnya untuk pendidikan, pelatihan, pelayanan untuk jemput bola, untuk mendatangi sekolah-sekolah itu boleh dana dari pusat disediakan, walaupun memang masih perlu dukungan APBD," ujarnya. ags/AR-3