Kependudukan merupakan faktor penentu keberhasilan dengan mengarahkan perkembangan penduduk lebih seimbang dan berkualitas.
Dengan integrasi ke dalam empat pilar pembangunan Indonesia 2045, yaitu pembangunan manusia dan pembangunan iptek, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan hingga ke daerah terpencil, dan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang baik, maka kependudukan bisa menjadi bagian dari dasar kebijakan dan mendukung program pembangungan tersebut.
Meski begitu, dinamika kependudukan di Indonesia berlangsung cepat. Banyak tantangan-tantangan baru terkait kependudukan yang belum terjawab dan butuh strategi-strategi serta pendekatan-pendekatan baru untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
Untuk mengupas seputar strategi-strategi kependudukan, Koran Jakarta mewawancarai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Hasto Wardoyo. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana peran kependudukan dapat berperan dalam mewujudkan program pembangunan nasional Indonesia Maju 2045?
Kuncinya adalah bagaimana kita bisa menjadikan kependudukan sebagai pusat kegiatan pembangunan. Penting untuk Indonesia membangun strategi-strategi mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas sebagai dasar dari program-program kependudukan.
Adapun saat ini Indonesia masih harus menjawab tantangan-tantangan terkait kependudukan. Beberapa di antaranya yaitu mengarahkan penduduk lanjut usia agar bisa tetap produktif sehingga tidak membebani, stunting, masih maraknya pernikahan-pernikahan anak, dan jumlah penduduk yang belum terkendali.
Melalui kondisi PTS tadi, diharapkan penduduk Indonesia akan memiliki daya saing aktif di dunia internasional. BKKBN sendiri memiliki program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) untuk meuwujudkannya.
Bisa dijelaskan lebih jauh tentang upaya-upaya menjawab tantangan-tantangan tadi?
Tentu butuh kebijakan dan strategi-strategi baru mengingat kondisi kependudukan sangat dinamis. Saat ini, kami tengah merancang blue print atau cetak biru pembangunan kependudukan. Kami ingin merumuskan ulang visi kependudukan, menganalisis dan menentukan rumusan tentang rencana aksi, hingga konsep rencana pembangunan ke depan.
Bagaimana implementasi blue print ini nantinya?
Blue print bisa menjadi dasar kebijakan bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam membuat kebijakan berdasarkan kondisi kependudukan. Sudah saatnya kependudukan jadi arus utama dalam pembuatan kebijakan demi mempersiapkan bonus demografi pada masa mendatang.
Tiga hal penting untuk mendukung keberhasilan penyusunan dan pengimplementasian blue print kependudukan yaitu membangun komitmen kuat yang tertuang dalam regulasi. Selain itu, harus ada dukungan riset kuat dalam bentuk riset jangka panjang dan berkelanjutan, statistik rutin yang tersedia datanya secara real time, dan keputusan sikap penggunaan satu data.
Kapan blue print tersebut bisa digunakan?
Blue print kependudukan akan selesai dan mulai diterapkan pada tahun 2022. Adapun tahun ini kami tengah melakukan persiapan awal terkait blue print tersebut. Jadi, saya minta masukan dari lintas kementerian dan lembaga termasuk juga swasta dan para ahli yang bergerak di bidang kependudukan untuk menyempurnakan blue print ini.
Bagaimana generasi muda bisa turut mengimplementasikan program-program kependudukan, mengingat mereka di masa depan bakal jadi generasi produktif?
Kini, BKKBN hadir dengan cara baru, generasi baru dan era baru. Hal ini untuk melakukan rebranding dengan logo, tagline, dan jingle baru. Jargon Dua Anak Cukup, kini menjadi Dua Anak Lebih Sehat.
Perubahan itu semua bertujuan agar BKKBN bisa lebih terhubung dengan generasi muda atau milenial. Mereka yang saat ini berusia 40 tahun ke bawah yang akan mewarnai pembangunan Indonesia ke depan. n m zaki alatas/P-4